Percepat Konektivitas Jalur Pansela, Pembangunan Jembatan Pandansimo Dikebut


BARAK, (DIY)- Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY dan jajaran terus mengebut penyelesaian konstruksi fisik jembatan Pandansimo.

Hal itu dilakukan untuk mempercepat konektivitas jalan Pantai Selatan (Pansela) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Nantinya, jalur Pansela diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir, terutama pada sektor pariwisata, sekaligus mengurangi beban lalu lintas yang kian padat pada jalur Pantai Utara (Pantura).

"Jalur Pansela ini terus kami perkenalkan kepada masyarakat pengendara lantaran panoramanya yang eksotik disepanjang perjalanan."


Demikian diungkapkan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dalam keterangannya kemarin.

Hingga kini, lanjutnya, progres fisik pembangunan jembatan Pandansimo saat ini sudah sekitar 54 persen, dan ditargetkan selesai pada akhir TA 2024 ini.

Jembatan senilai Rp 814 miliar itu dibangun dengan bentang utama sepanjang 675 meter. Komstruksi jembatan juga menggunakan teknologi Lead Rubbe Bearing (LRB) sebagai antisipasi jika terjadi bencana seperti gempa bumi dan lainnya.

PPK 1.4 pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah I DIY, Setiawan Wibowo mengungkapkan, teknologi LRB  diterapkan lantaran jembatan dibangun diatas struktur tanah berpasir dan muka air dangkal.


"Terlebih posisinya tidak lebih dari 10 Km dengan sumber gempa sesar opak. Sebab itulah teknologi LRB yang memiliki sifat lentur diterapkan, agar pada saat gempa terjadi, struktur bawah jembatan dapat mengikuti arah getaran dan kembali lagi pada posisi semula," jelasnya.

Untuk bagian konstruksi juga, jembatan Pandansimo menggunakan Corrugated Steel Plate yang baru diterapkan pada beberapa jembatan di Indonesia. Struktur ini digunakan, agar konstruksi jembatannya lebih ringan dan juga kuat.

Kelak, katanya, jembatan Pandansimo akan dihiasi dengan ornamen yang mengadopsi nilai kearifan lokal seperti interpretasi sulur keris, ikon gunungan serta batik nitik sebagai gerbang penanda mandala ruang budaya, termasuk gapura dan joglo pada titik keluar masuk jembatan.* (Barak)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tunjangan Kinerja PNS Kementerian PUPR Diusulkan Naik 100 Persen

Dukung Pengembangan Kawasan, BBPJN Sumut Bangun Jl Lingkar Ir Soekarno Siborongborong

Penanganan Bahu Jalan Rawan Ambles di BBPJN DKI-Jabar Setengah Hati