Ini Dia Manfaat Jalan Paralel di Kalbar
BARAK, (Kalbar)- Dahulu, setiap hari masyarakat di perbatasan Indonesia-Malaysia, khususnya di Kalimantan Barat (Kalbar) harus berjibaku dengan infrastruktur yang buruk.
Seperti yang dialami warga Dusun Badat Baru, Desa Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau. Sekedar menuju pusat Kecamatan saja, mereka harus rela mengarungi derasnya aliran sungai Sekayam, itu pun mereka harus menunggu perahu untuk tumpangan yang lamanya bisa dua pekan.
Perlahan tapi pasti, kini keterisolasian itu telah pudar seiring terbangunnya jalan paralel yang menghubungkan Indonesia dengan negara tetangga Malaysia.
Dengan niat menyediakan layanan infrastruktur yang maksimal diseluruh penjuru negeri, Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalbar, terus memoles jalan paralel, hingga kelak memenuhi unsur kelayakan, keamanan, dan kenyamanan bagi setiap pengendara yang melintas.
Pembangunan jalan paralel yang dilaksanakan secara bertahap di Kalbar ini sejalan dengan program pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan membuka keterisolasian kawasan terpencil, hingga terwujudnya peningkatan kualitas hidup masyarakat yang bermukim di daerah-daerah pelosok.
Dalam suatu kesempatan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan, selain berfungsi sebagai pertahanan dan keamanan negara, pembangunan jalan paralel perbatasan juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perbatasan akan infrastruktur dasar, sekaligus menciptakan embrio pusat pertumbuhan ekonomi baru dikawasan perbatasan.
Jalan paralel perbatasan sendiri memiliki panjang 811,32 Km yang terbagi menjadi dua, yakni 607, 81 Km jalan daerah, dan 203,51 Km jalan nasional.
Jalan dibangun dengan lebar minimal 6 meter, dan ruang milik jalan antara 15 hingga 25 meter.
Pembangunan jalan yang diwajibkan memperhatikan kondisi lingkungan karena melintasi kawasan hutan belantara ini, ditargetkan rampung pada TA 2024 ini.
Beberapa waktu lalu, BPJN Kalbar melansir, jika pembangunan jalan paralel seluruhnya sudah tembus. Hanya saja masih ada pembangunan jembatan dan perbaikan-perbaikan lainnya hingga kelak memenuhi syarat layak, aman dan nyaman bagi masyarakat pengendara.* (Barak)
Komentar
Posting Komentar