Dua Paket Preservasi Jalan Nasional di Ampana Rampung
BARAK, (Sulteng)- Dua pekerjaan longsegment yang ditangani PPK 3.1 pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah I Sulawesi Tengah (Sulteng) kini telah rampung dilaksanakan.
Kedua paket itu terdiri atas preservasi jalan Tagolu-Malei-Uekuli dengan panjang efektif 46,90 Km, dan preservasi jalan Uekuli-Marowo-Ampana dengan panjang efektif pekerjaan 99,74 Km.
Pekerjaan yang dilaksanakan pada kedua paket tersebut meliputi pemeliharaan rutin, berkala, rehabilitasi hingga rekonstruksi.
PPK 3.1 pada Satker PJN Wilayah I Sulteng, Kamarudin Dg Siki menjelaskan, pekerjaan tersebut dimulai pada TA 2023 lalu.
"Preservasi yang dilaksanakan untuk memperoleh kondisi kemantapan jalan sesuai standar jalan nasional. Pekerjaan yang dilaksanakan mulai dari pemeliharaan rutin, berkala hingga rekonstruksi," ujarnya disitat trilogi, Selasa (30/01/2024) kemarin.
Ia juga menjelaskan, bukan hanya pengembalian kondisi jalan, namun ada pula pekerjaan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, rehabilitasi hingga penggantian jembatan.
Disepanjang ruas yang melintasi Kabupaten Poso hingga Ampana sepanjang 147,10 Km, terdapat sejumlah titik yang menjadi tantangan selama masa pekerjaan dilaksanakan, yakni lokasi rawan longsor, terutama pada bagian lereng, baik dari atas maupun bagian bawahnya.
"Khusus pada ruas Marowo-Ampana, setidaknya terdapat tiga titik lereng rawan longsor, yakni pada STA 07+500, STA 08+100, dan STA 08+700," ungkapnya.
Koridor tersebut, katanya, menjadi jalur utama pergerakan arus barang dan jasa, dan manusia kedua daerah, sekaligus merupakan jalur utama menuju sejumlah destinasi wisata, baik di Kab Ampana, maupun Kab Banggai.
"Kondisi topografi jalan yang berada pada daerah perbukitan, lereng hingga pinggiran laut, membuat jalan itu rawan longsor. Selain karena faktor geologis dan cuaca, kemiringan lereng, jenis tanah dan bebatuan yang cenderung berpasir juga menjadikan kawasan sekitar rawan longsor," jelasnya.
Meski demikian, PPK tetap berupaya menjaga kondisi jalan tetap fungsional dengan mengajukan tambahan anggaran sebesar 10 persen.
"Anggaran itu digunakan untuk penanganan longsor berupa pemasangan box culvert pada STA 7+500 dan 8+100, termasuk pembuatan saluran tanah (sementara) guna mengalirkan air hujan untuk mengurangi gerusan, pembentukan lereng atas dengan sistem terasering, hingga pemasangan DPT di STA 8+700 untuk memotong bidang gelincir pada lokasi rentang longsor," tutupnya.* (Barak)
Komentar
Posting Komentar