Kendaraan Odol Rusak Jalan Nasional di Banten
Aparat Diam...???
BARAK, (Banten)- Disatu sisi, jajaran Ditjen Bina Marga (DJBM) Kementerian PUPR mati-matian membangun dan memelihara jalan/jembatan nasional hingga mencapai kemantapan yang memenuhi unsur kelayakan, keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat pengguna jalan, tapi disisi lain segelintir pengusaha angkutan seakan tanpa dosa merusaknya dengan mudah.
Bagaimana tidak...? Lihat saja lalu-lalang dumptruk dan truk-truk tronton serta fuso bermuatan batu damping, tanah urugan, batu bara, hingga pasir basah dan berbagai macam material kebutuhan industri disepanjang ruas jalan nasional Serang-Cilegon, Serdang-Bojonegara-Merak, Cilegon-Merak, Cilegon-Anyer, Tangerang-Serang, Cikande-Rangkasbitung, hingga Bayah-Malingping.
Hampir tak pernah terlihat adanya petugas, baik Dishub/Kemenhub maupun aparat Kepolisian yang mengawasi aktivitas angkutan yang tak mengenal waktu tersebut.
Erwan, salah seorang warga Serang yang setiap hari rutin pulang-pergi Cilegon untuk aktifitas kerjanya mengungkapkan, selama ini tak pernah sekalipun melihat adanya aparat, baik dari Dishub maupun Kepolisian yang melakukan razia terhadap kendaraan-kendaraan Over Dimension Over Load (Odol) tersebut.
"Lihat saja sendiri, bagaimana kendaraan-kendaraan Odol itu melintas dengan bebasnya, terutama disekitaran Pom Bensin Toyomerto, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, gak ada aparat yang mengawasi, bahkan sekedar untuk mengatur arus lalu lintas. Jalan disekitar kawasan BMW itu tidak pernah bagus, karena setiap saat selalu dilintasi truk-truk Odol," ujarnya kepada infobarak, Senin (07/11/2022).
Senada diungkapkan Juhaeri, salah seorang warga Bojonegara saat melintas disekitaran Pos Polisi pintu Tol Cilegon Timur.
Menurutnya, saat ini ruas jalan Serdang-Bojonegara-Merak sudah dalam kondisi bagus, namun jika tidak ada pengawasan terhadap truk-truk Odol, maka tak butuh waktu lama jalan itu akan hancur seperti sebelumnya.
"Disini memang ada Pos Polisi, tapi hanya mengatur arus lalu lintas disekitaran pintu tol saja. Untuk Dishub sendiri hampir tak pernah terlihat. Sementara ratusan bahkan ribuan kendaraan Odol tidak mendapat pengawasan sama sekali," kesalnya.
Ia pun heran kenapa aparat tidak mengambil tindakan terhadap kendaraan Odol yang lalu-lalang didepan mata tersebut.
"Kenapa truk-truk Odol itu tidak ditindak...? Apakah sudah ada kesepakatan...? Kalau jalan sudah rusak lagi, kami rakyat kecil yang pakai sepeda motor yang paling dirugikan. Sementara yang menikmati untung dari keberadaan Odol itu kan hanya segelintir oknum dari kalangan menengah ke atas," jelasnya.* (Barak]
Komentar
Posting Komentar