Belum Apa-Apa, Bendungan Rp 2,8 Triliun Jebol
BARAK, (Jabar)- Belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, bahkan progres fisik pembangunannya baru sekitar 87,24 persen, bendungan Leuwikeris di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis sudah jebol.
Jajaran Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (DJSDA) Kementerian PUPR berkilah, akibat limpahan air dari sungai Citanduy yang masuk ke area pekerjaan tubuh bendungan, membuat aktifitas pekerjaan konstruksi dihentikan sementara.
Meski tak menimbulkan korban jiwa, namun kenaikan muka air sungai yang melebihi elevasi sensor AWLR Ciharong, menyebabkan alat sensor mallfungsi, dan setidaknya meredam 11 unit alat berat dari 27 unit alat berat yang tengah bekerja dilokasi proyek.
Humas Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy, Rahmat Syah menjelaskan, telah terjadi hujan lebat pada Minggu (11/09/2022) pukul 20:00-22:00 WIB dengan kenaikan muka air sungai diatas elevasi inlet terowongan yang melimpas pada tanggul inlet terowongan dan masuk ke area tubuh bendungan.
Dari analisis hidrologi, kilahnya, debit air sebesar 845.6 m3/dt masuk dalam kategori Q200, yang terjadi dalam setiap 200 tahunan. Terowongan pengelak yang dirancang menahan debit air Q25 atau sebesar 547.18 m3/dt, tidak mampu mengalihkan debit air.
Segenap tim proyek, katanya, telah menetapkan status tanggap darurat, bahkan telah mempersiapkan langkah penanggulangan dengan membuat jalan akses menggunakan material rockfill ke arah hulu inlet dari sisi Tasikmalaya ke Ciamis.
"Kemudian dilakukan penyediaan material timbunan untuk penutupan area tergerus oleh limpasan banjir," ungkapnya disitat bidiknasional, Rabu (14/09/2022).
Setelah nanti tanggul sudah tersambung, katanya, akan segera dilanjutkan dengan dewatering dan pembersihan area bendungan, agar pekerjaan konstruksi pada tubuh bendungan bisa dilanjutkan kembali.
Dikatakan, Satker Pembangunan Bendungan sudah berkoordinasi dengan DJSDA, BPBD dan BMKG, untuk membahas rencana mitigasi potensi bencana hidrometeorologi 2022-2023.
Layaknya dilansir Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, bendungan Leuwikeris mulai dikerjakan sejak tahun 2016, yang terdiri atas lima paket proyek.
Paket I dikerjakan oleh PT PP- PT Bahagia Bangun Nusa (KSO). Paket I ini mencakup pekerjaan tubuh bendungan utama (main dam), temporary cofferdam, dan fasilitas umum, yang hingga 22 Maret 2022 progres fisiknya baru sekitar 60,74 persen.
Lalu paket II dikerjakan oleh PT Waskita Karya - PT Adhi Karya (KSO) yang terfokus pada pekerjaan galian bangunan pelimpah (spillway), yang progres fisiknya sudah 100 persen.
Kemudian paket III yang mencakup pekerjaan terowongan pengelak, pembangunan jalan akses, dan jembatan Citanduy yang progres fisiknya sudah selesai 100 persen, dilaksanakan oleh PT Hutama Karya.
Selanjutnya paket IV berupa pekerjaan pembetonan spillway, electrical and hydromechanical, jalan akses dan pembangunan jembatan Cihapitan dilaksanakan oleh PT Hutama Karya - PT Waskita Karya - PT Basuki Rahmanta Putra (KSO), progres fisiknya dilaporkan sudah mencapai 99,56 persen.
Terakhir adalah paket V yang dilaksanakan PT Waskita Karya - PT Adhi Karya (KSO). Pekerjaan paket V sendiri mencakup pembetonan terowongan pengelak, pembetonan bangunan pengambilan, penggalian shaft intake, dan pembangunan jembatan Cikembang yang progres fisiknya sudah selesai 100 persen.
Dari lima paket yang ditargetkan rampung pada TA 2023 tersebut, DJSDA melaporkan hingga saat ini telah tercapai progres fisik 87,24 persen.* (Barak)
Komentar
Posting Komentar