171 Km Jalan di Pulau Nias Rusak
BARAK, (Sumut)- Kunjungan Kerja (Kunker) Presiden Jokowi didampingi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi ke Pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) membuka Tabir yang selama ini seakan luput dari pantauan publik, yakni tingginya angka kemiskinan di daerah kepulauan tersebut.
Persoalan infrastruktur disinyalir menjadi penyebab utama rendahnya pendapatan perkapita, sehingga Presiden dan Gubernur berpendapat pentingnya pembenahan infrastruktur, terutama jalan dan jembatan.
Dalam kunjungan kali ini Presiden dan Gubernur sengaja langsung turun lapangan untuk meninjau langsung peningkatan struktur ruas jalan Laehuwa-Ombolata-Tumula-Faekhuna'a yang direncanakan sepanjang 16 Km dengan anggaran sebesar Rp 32,36 miliar.
Diketahui, dari total jalan di Kepulauan Nias sepanjang 263,140 Km, 65 persen atau 171 Km diantaranya masih mengalami kerusakan dari sedang hingga berat.
Presiden Jokowi berharap, peningkatan ruas Laehuwa-Ombolata-Tumula-Faekhuna'a bisa rampung tahun depan.
"Kemudian untuk ruas jalan yang menjadi kewenangan Pemprov dan Pemda, akan ditangani segera. Tapi karena kemampuan APBD Kabupaten belum memungkinkan, nanti akan ditangani oleh Kementerian PUPR," ujar Presiden.
Sementara Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengungkapkan, kerusakan pada infrastruktur jalan berdampak besar terhadap pembangunan di Kepulauan Nias.
"Tingkat kemiskinan di Kepulauan Nias ini mencapai 18,89 persen, jauh dibanding rerata Sumut yang 9 persen. IPM-nya juga rendah yakni 63,90, jauh dibanding rerata Provinsi yang 71,74. Sebab itulah infrastruktur kami pandang sangat penting untuk dibenahi," tegasnya.
Diketahui, untuk penanganan ruas jalan yang menjadi kewenangan Pemprov di Nias, Edy menjelaskan, pihaknya sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 291 miliar. Anggaran itu untuk perbaikan jalan sepanjang 55,8 Km yang sudah terprogram pada anggaran MYC TA 2022-2024.* (Barak)
Komentar
Posting Komentar