Inilah Kondisi Jalan Nasional di Kalsel


BARAK, (Kalsel)- Inilah fakta kerusakan jalan nasional di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Dari penelusuran media lokal, Radar Banjarmasin, didapati fakta tidak ada infrastruktur jalan yang benar-benar mulus diseluruh wilayah Kalsel.

Kab Hulu Sungai Tengah (HST)

Bukan hanya infrastruktur jalan, dua jembatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang terdapat pada ruas jalan Trans Kalimantan, seperti di Desa Barikin, Kec Haruyan, opritnya sudah menurun, bahkan aspalnya hancur. Pengendara harus ekstra hati-hati saat melintas, karena bisa saja celaka.

Begitu pula dengan Jembatan Sungai Rangas di Desa Sungai Rangas, Kec Labuan Amas Selatan. Kedua oprit jembatan ini tidak lagi sejajar sehingga membuatnya bergelombang. Dan hal ini sudah terjadi sejak awal tahun 2021 lalu.

Tak hanya itu, ruas jalan nasional dari Hulu Sungai Tengah menuju Hulu Sungai Utara juga penuh dengan hiasan lubang-lubang menganga disepanjang ruas sepanjang 18-20 Km tersebut. Puluhan rambu peringatan pun nampak terpasang disepanjang jalanan yang rusak.

Setidaknya terdapat tiga lokasi yang jalannya mengalami kerusakan paling parah, yakni di Desa Pamangkih dengan tipe kerusakan berupa bergelombang dan aspal yang hancur.

Kerusakan lainnya berada di Desa Binjai Pirua. Dilokasi ini, warga bahkan sempat menambal jalan dengan cara swadaya menggunakan material adukan semen dan pasir+batu, namun tak bertahan lama, dan sekarang sudah rusak lagi.

Sementara titik kerusakan terparah berada di Desa Sungai Buluh, Kec Labuan Amas Utara.  Di Desa yang berbatasan langsung dengan Kab HSU ini, nampak jalan bergelombang dan ambles, dibeberapa titik bahkan sudah tidak lagi beraspal. Para pengendara pun harus ekstra hati-hati, agar tidak celaka karena jalan rusak.

Warga sekitar mengungkapkan, jalanan rusak lebih karena dilintasi kendaraan Over Dimension Over Load (Odol).

Kab Hulu Sungai Utara (HSU)


Kerusakan jalan di Kab HSU juga tidak kalah memperihatinkan. Sebab, sejak jembatan di Balangan di perbaiki, ruas jalan di Kota Amuntai banyak yang mengalami kerusakan. Kendaraan Odol dan banjir disebut-sebut menjadi penyebab kerusakan jalan dikawasan tersebut.

Dari pantauan dilapangan menunjukan, kerusakan yang terjadi dari Desa Tabur hingga Pakapuran di Kec Amuntai Utara adalah berupa lubang-lubang berbagai ukuran, hingga bergelombang. Kerusakan cukup parah dengan diameter 2,5 meter dan kedalaman 10-30 Cm berada di perempatan lampu merah Simpang Empat Paliwara-Palampitan.

Begitu pula di perempatan lampu merah Palampitan-Banua Lima yang Kondisinya rusak dan bergelombang.

Dari kedua persimpangan tersebut hingga ke Desa Pinang Habang yang masih dalam wilayah Kec Amuntai Tengah menuju perbatasan HST kondisi jalan berlubang juga masih dijumpai. Meskipun ada upaya perbaikan dengan cara tambal-sulam oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XI Banjarmasin, namun tak pernah bisa bertahan lama.

Kabid Bina Marga Dinas PUPR HSU, Rahmani, tidak memungkiri adanya jalan berlubang dan bergelombang di HSU. Dari perbatasan Kab Tabalong hingga HSU, bahkan sampai HSU-HST sepanjang 30 Km, kondisi jalannya ada kerusakan ringan, sedang hingga berat.

Penyebabnya, kata Rahmani, adalah angkutan Odol dan cuaca hujan (banjir- Red).

"Topografi wilayah yang merupakan rawa, membuat jalan mudah bergelombang, karena adanya penurunan badan jalan. Untuk jalan nasional, kami hanya melaporkan kepada pihak BBPJN XI Banjarmasin," ujarnya.

Kab Hulu Sungai Selatan (HSS)


Kondisi tak kalah memperihatinkan juga terjadi di Kabupaten HSS. Kerusakan akibat banjir dan air menggenang pun terjadi.

Dari data yang dimiliki Dinas PUTR HSS, setidaknya ada dua ruas jalan nasional yang mengalami kerusakan, yakni di ruas jalan nasional Kandangan-Lumpangi sekitar 100 meter dan ruas jalan nasional Lumpangi-Batas Kab Tanah Bumbu sekitar sekitar 100 meter.

"Penyebab kerusakan karena faktor alam dan kendaraan Odol," ucapnya.

Kabid Keselamatan Dishub HSS, Dedy Hamdani mengatakan, selama ini pihaknya bersama para pihak terkait lainnya rutin melakukan razia kendaraan Odol.

"Tapi karena itu jalan nasional, Pemkab hanya bisa menginformasikan kepada Balai jalan," ungkapnya.

Kab Tapin


Sementara di Kab Tapin, mulai dari Kec Binuang hingga Lokpaikat juga masih ditemukan kerusakan pada ruas jalan nasional, bahkan dibeberapa titik mengalami kerusakan cukup parah.

Seperti yang terpantau di Bundaran Bungur. Kondisi demikian sangat menyulitkan masyarakat pengendara, baik dari arah Hulu Sungai menuju Banjarmasin maupun sebaliknya.

Dishub Tapin menjelaskan, kerusakan yang terjadi pada ruas jalan di Kab Tapin, lebih karena kendaraan Odol, terlebih saat musim penghujan.

"Tidak adanya drainase juga menjadi salah satu penyebab jalan jadi cepat rusak," ungkap Kabid Lalu Lintas Angkutan Dishub Tapin, Maria Ulfa.

Ia juga menjelaskan, pihaknya tidak tinggal diam menghadapi kondisi seperti itu, namun bersama forum lalu-lintas pihaknya melaksanakan razia kendaraan Odol, hingga survey identifikasi jalan rusak.

"Hasilnya kami laporkan ke Balai jalan agar bisa ditindaklanjuti," tegasnya.

Upaya lain yang dilakukan, katanya, adalah dengan memasang rambu-rambu pada lokasi jalan yang rusak.

"Kita pasang rambu sambil menunggu perbaikan dari instansi terkait," katanya.

Kab Tabalong


Sementara di Kab Tabalong kerusakan jalan nasional juga ditemukan di Jalan A Yani, penghubung antara Tabalong dengan HSU. Beberapa titik kerusakan seperti di Kel Jangkung akibat kendaraan Odol memang sudah diperbaiki, namun kembali mengalami kerusakan.

Kondisi sema juga terjadi di Desa Mantuil. Badan jalan rusak dan terkelupas. Selain itu ada pula longsoran pada bagian sisi akibat gerusan air sungai dan tekanan roda kendaraan.

Kab Balangan


Sementara kerusakan pada ruas jalan nasional di Kab Balangan, terlihat didepan SMKN 1 Paringin. Dilokasi tersebut, jalan ambles seperti sudah menjadi langganan. Usai mendapat penanganan pada TA 2015 dahulu, jalan dilokasi tersebut kembali mengalami kerusakan parah.

Dikonfirmasi wartawan, Kepala Satker P2JN Kalsel, Agung Yudhiarto mengatakan, pihaknya sudah mencari tahu penyebab utama amblesnya satu lajur pada ruas jalan tersebut.

Dari analisa awal, katanya, didapati adanya saluran air yang pecah dan banyaknya utilitas pada drainase yang menjadi lokasi aliran air dibawah tanah jalan tersebut. Kerusakan saluran air diduga menjadi penyebab terjadinya hentakan pada tanah, hingga akhirnya jalan jadi ambles.

Kab Tanah Laut

Jalan nasional yang terkelupas didaerah ini ditemukan di Desa Jilatan, dan jalan berlubang terdapat di Desa Asam-Asam, tepatnya disekitaran jembatan kembar arah Tanah Bumbu menuju Pelaihari.

Penyebab jalan nasional ini rusak karena sering dilintasi kendaraan Odol.

Tanggapan BBPJN XI Banjarmasin

Terpisah, Kepala BBPJN XI Banjarmasin, Syauqi Kamal, membenarkan adanya kerusakan pada ruas jalan nasional di beberapa lokasi, terutama yang pada tahun sebelumnya (2021) hanya ditangani berupa pemeliharaan rutin.

"Untuk kerusakan tersebut akan dilakukan penanganan permanen (rekonstruksi ataupun rehabilitasi) pada TA 2022 ini, baik dengan kontrak SYC maupun MYC," ujarnya kepada infobarak via pesan WhatsApp, Minggu (27/02/2022).

Untuk beberapa paket, lanjutnya, sudah kontrak pada awal hingga pertengahan Pebruari. Awal Maret juga, katanya, akan kontrak satu paket.

Sementara untuk ruas Kandangan-Lumpangi dan Lumpangi-Batas Tanah Bumbu, jelasnya, masih dalam proses lelang.

"Kepada penyedia jasa yang sudah kontrak, kami sudah minta untuk segera melakukan pengembalian kondisi berupa penutupan lubang, agar pengendara lebih nyaman. Disamping itu, pekerjaan permanen juga dapat segera dimulai," tandasnya.* (Barak)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tunjangan Kinerja PNS Kementerian PUPR Diusulkan Naik 100 Persen

Dukung Pengembangan Kawasan, BBPJN Sumut Bangun Jl Lingkar Ir Soekarno Siborongborong

Penanganan Bahu Jalan Rawan Ambles di BBPJN DKI-Jabar Setengah Hati