Tim Pattimura Turun Lihat Langsung Fisik Jembatan Air Pelawan


BARAK- Respon positif Direktorat Jembatan pada Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) yang menurunkan tim untuk langsung meninjau kondisi fisik pembangunan jembatan Air Pelawan di Desa Pugul, Kec Riau Silir, Kab Bangka, Prov Bangka Belitung (Babel), mendapat apresiasi dari Barisan Rakyat Anti Korupsi (Barak).

Hal itu disampaikan Kornas Barak, Danil's pada infobarak, Selasa (20/10/20).

"Kami mengapresiasi langkah Direktorat Jembatan DJBM Kementerian PUPR yang menurunkan tim untuk langsung meninjau kondisi fisik proyek pembangunan jembatan Air Pelawan di Babel," ujar Danil's.

Menurutnya, yang dilakukan Direktorat Jembatan adalah langkah tepat dalam merespon setiap informasi dan kritik publik atas kinerja para pejabat penyelenggara lapangan terkait.

"Langkah antisipatif sangat diperlukan untuk menghindari pekerjaan yang sia-sia dan tidak tercapainya progres fisik yang sesuai rencana. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan menjadi "bencana korupsi", seperti yang sebelumnya pernah menjerat sejumlah pejabat penyelenggara lapangan dalam tiga tahun berturut-turut," jelas Danil's.

Pengalaman pahit yang pernah melanda Balai Maluku dan Maluku Utara, Balai Kaltim, hingga Lampung dengan persoalan SPAM-nya, kata Danil's, sudah cukup menjadi dasar untuk lebih memperketat pengawasan internal pada Balai-Balai mendapat sorotan publik.

"Tidak mungkin publik menyampaikan kritik yang tajam dan bertubi-tubi, tanpa melalui analisa situasi yang komprehensif," tandasnya.

Diketahui sebelumnya, Senin (19/10/20), sumber infobarak menyebutkan, Direktorat Jembatan pada DJBM Kementerian PUPR menurunkan tim dari Pattimura untuk meninjau langsung kondisi fisik proyek pembangunan jembatan Air Pelawan di Bangka Belitung yang dalam beberapa waktu belakangan terus mendapat sorotan publik.

Pembangunan jembatan Air Pelawan sendiri mendapat sorotan akibat lambannya capaian fisik setelah lima bulan lebih waktu berlalu.

Publik bahkan menduga, pembangunan jembatan tersebut tidak melewati perencanaan yang matang, dan design yang pasti. Hal itu didasari dengan adanya perubahan struktur pondasi berkali-kali, hingga membingungkan pelaksana dilapangan.

Selain itu, publik juga menyoroti pembongkaran jembatan lama yang terkesan terburu-buru.* (Barak)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tunjangan Kinerja PNS Kementerian PUPR Diusulkan Naik 100 Persen

Dukung Pengembangan Kawasan, BBPJN Sumut Bangun Jl Lingkar Ir Soekarno Siborongborong

Penanganan Bahu Jalan Rawan Ambles di BBPJN DKI-Jabar Setengah Hati