Kemampuan Kontraktor Pelaksana & Konsultan Supervisi Jembatan Air Pelawan Diragukan
BARAK- Lambannya Kinerja kontraktor pelaksana dan konsultan supervisi dalam pembangunan jembatan Air Pelawan, membuat sejumlah pihak menyangsikan kemampuan dan keahliannya.
Pasalnya, meskipun sudah lebih dari lima bulan sejak pekerjaan dilaksanakan, belum juga ada progres kerja yang terlihat.
"Menurut kami, kesalahan terjadi sejak awal perencanaan, mulai dari penelitian tanah hingga design dan pelaksanaan," ujar Kornas Barak, Danil's, Jum'at (9/10/20).
Jika saja penelitian struktur tanah dilakukan dengan benar, ungkapnya, tidak mungkin beton sumuran sampai menggantung pada kedalaman tiga meter.
"Begitu pula jika kontraktor pelaksana dan konsultan supervisi memang handal dibidangnya masing-masing, yang tidak akan mungkin mengalami kesulitan sekedar memasukkan beton sumuran. Sebab pelaksana yang memiliki keahlian khusus, mestinya sudah dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat menghambat progres pekerjaan," tegasnya.
Karenanya, ia meragukan kemampuan kontraktor pelaksana dan konsultan supervisi jembatan Air Pelawan.
"Saran kami, hentikan pekerjaan dan lakukan lelang dengan benar. Sebab jika dipaksakan, kami khawatir konstruksi jembatan tidak akan sampai usia rencana. Dan akhirnya uang rakyat terbuang percuma untuk pekerjaan yang sia-sia. Terlebih sudah ada jembatan darurat," tandasnya.
Danil's juga menyarankan, agar PPK/Satker dan BPJN Babel tidak membayar pekerjaan tersebut.
"Kalau dibayarkan, kami khawatir nanti masuk ranah korupsi," pungkasnya.
Seperti diketahui, jembatan Air Pelawan mengalami kerusakan pada awal Mei 2020 lalu saat hujan deras. Diduga tidak kuat menahan derasnya aliran air, pondasi jembatan pun mengalami sedikit penurunan. Namun penurunan pada bagian pondasi tersebut tidak sampai mengakibatkan jembatan putus, bahkan masih bisa dilewati kendaraan seperti biasa, walaupun harus melambatkan laju kendaraan.* (Barak)
Komentar
Posting Komentar