BBWS Cidanau-Ciujung-Cidurian Diminta Teliti Sebelum PHO & FHO Proyek P3TGAI
BARAK- Langkah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (DJSDA) Kementerian PUPR yang terus mengucurkan anggaran bagi program Padat Karya Tunai (PKT) patut di apresiasi sebagai program penyelamatan ekonomi masyarakat bawah ditengah pandemi Covid-19 melanda.
Salah satu program PKT yang digelontorkan DJSDA adalah Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigari (P3TGAI). Program itu diluncurkan DJSDA melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) selindo, salah satunya BBWS Cidanau-Ciujung-Cidurian.
Disatu sisi program itu dibutuhkan untuk meningkatkan daya beli masyarakat ditengah himpitan ekonomi saat ini, namun disisi lain dinilai tidak berdampak bagus bagi tersedianya sarana prasarana irigasi, khususnya irigasi tersier.
Pasalnya, beberapa pekerjaan P3TGAI, khususnya di Provinsi Banten, dinilai tidak memenuhi spesifikasi teknis sesuai perencanaan. Salah satunya di Seuseupan, Desa/Kec Cilograng, Kab Lebak, Banten. Hal itupun menjadi sorotan sejumlah kalangan di Banten yang rerata mensinyalir kurangnya mutu.
Karenanya, banyak pihak yang mengingatkan BBWS Cidanau-Ciujung-Cidurian agar melakukan uji mutu sebelum melakukan PHO dan FHO atas semua pekerjaan yang ada. Terlebih dengan adanya informasi terjadinya praktek korupsi dari tiap paket yang digelontorkan.
Seperti diketahui, pelaksanaan proyek peningkatan kualitas irigasi pedesaan (tersier) itu sendiri dilakukan secara swakelola dengan melibatkan masyarakat sekitar. Program ini masih termasuk dalam program Padat Karya Tunai (PKT).* (Barak).
Komentar
Posting Komentar