Tugas Berat Menjamin Konektivitas & Marwah Negara di Ujung Utara Kalbar


BARAK, (Kalbar)- Keberadaan Kabupaten Kapuas Hulu di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) dengan julukan Uncak Kapuas yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia (Serawak), membuat Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalbar dan jajaran harus kerja ekstra dalam menjamin konektivitas, baik antar kawasan maupun antar negara.

Lantaran posisinya yang menjadi terdepan dalam menjaga marwah negara, utamanya dalam penyiapan layanan infrastruktur jalan dan jembatan, PPK 3.3 pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah III Kalbar selaku penanggungjawab ruas jalan nasional Tanjung Kerja-Benua Martinus-Lanjak-Nanga Badau-Batas Serawak dan Lanjak-Danau Sentarum sebagai penghubung PLBN Badau, harus kerja ektra dalam menjaga dan merawat infrastruktur jalan/jembatan yang sudah ada demi keamanan dan kenyamanan setiap masyarakat yang melintas.


Dalam upayanya menjaga kondisi jalan/jembatan tetap berfungsi secara optimal (layak, aman dan nyaman- red), baik bagi lalu lintas orang maupun barang dan jasa, PPK 3.3 terus menyelenggarakan kegiatan preservasi, baik untuk pencegahan, perawatan, maupun perbaikan kondisi jalan/jembatan yang dibutuhkan.

"Komitmen kami, seluruh ruas harus selalu berfungsi optimal sepanjang tahun untuk kelancaran lalu lintas orang dan barang/jasa," ujar PPK 3.3 pada Satker PJN Wilayah III Kalbar, Sri Bintang Pamungkas dalam keterangan pers yang diperoleh infobarak, Kamis (11/07/2024).


Kesigapan PPK 3.3 dan tim dalam merespon setiap keadaan, dapat terlihat dari penanganan darurat atas sejumlah bencana yang menimbulkan kerusakan pada jalan nasional yang menjadi kewenangannya, seperti halnya longsor yang terjadi pada jalan Tanjung Kerja-Badau. Longsor yang terjadi Kamis (11/04/2024) bertepatan dengan hari ke-2 lebaran Idul Fitri di ruas Lanjak-Benua Martinus di Desa Sungai Abau, Kecamatan Batang Lupar.

Kejadian itu, kisahnya, (longsoran- red) bahkan sempat memutus satu-satunya akses dari dan menuju PLBN Badau (perbatasan Indonesia-Malaysia) dengan estimasi bidang longsor sepanjang 50 meter dan ketinggian 5-6 meter dengan total volume material longsor yang mancapai 5.000 m3.


Tak tanggung-tanggung, dalam upayanya membuka akses yang terputus, PPK 3.3 dan jajaran terkait menurunkan sejumlah alat berat yang dibutuhkan, mulai dari dua unit Excavator, tiga unit Dump Truck, satu unit Wheelloader dan satu unit Backhoeloader untuk melakukan resloping pada titik longsoran.

Bukan hanya itu, tambahnya, tim PPK 3.3 juga langsung memasang rambu-rambu peringatan pada lokasi terjadinya longsoran, agar masyarakat yang hendak melintas dapat berhati-hati.

"Alhamdulillah, dengan kerjasama yang kompak dari seluruh tim, semua sisa-sisa material longsor rampung dibersihkan pada Senin (22/04/2024)," ungkapnya.


Ia pun kembali menegaskan, pihaknya akan selalu menggelar patroli rutin untuk memastikan seluruh ruas yang ditangani selalu dalam kondisi layak, aman dan nyaman dilintasi berbagai jenis kendaraan.

"Dari hasil patroli itulah kami bisa menentukan mana titik-titik yang memerlukan penanganan segera, baik berupa holdding jalan maupun penanganan rutin jalan dan jembatan, pembabatan rumput, pengecatan dan kegiatan yang lain yang diperlukan," tandasnya.* (Barak)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IJD BBPJN Sulsel Bangun Jalan Penghubung Sulsel-Batas Sulbar & Batas Sulteng

Tunjangan Kinerja PNS Kementerian PUPR Diusulkan Naik 100 Persen

Dukung Pengembangan Kawasan, BBPJN Sumut Bangun Jl Lingkar Ir Soekarno Siborongborong