Jalur Pansela Jabar Tingkatkan Perekonomian Warga, Pesonanya Tak Terbantahkan

Catatan Redaksi


SEMAKIN mantapnya kondisi jalan nasional sepanjang Pantai Selatan (Pansela), membawa dampak positif bagi perkembangan ekonomi masyarakat pesisir.

Pun juga dengan masyarakat yang bermukim dan mengandalkan jalur Pansela Jawa Barat (Jabar) sebagai akses utama dalam kesehariannya.

Lewat Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI-Jabar dan jajaran, Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) Kementerian PUPR terus meningkatkan kualitas infrastruktur jalur Pansela, hingga saat ini dapat memcapai kemantapan yang memuaskan.

Pandangan tentang infrastruktur yang mantap dapat meningkatkan daya saing dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, setidaknya tergambar dari kehidupan masyarakat yang dilintasi jalur Pansela Jabar, mulai dari Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis hingga Pangandaran.

Seperti diketahui, masyarakat Jabar yang menjadi pengguna aktif jalur Pansela Jabar rerata menggantungkan hidup dari hasil perkebunan, pertanian, perikanan hingga pariwisata.

Untuk sektor perkebunan, masyarakat Jabar Selatan terkonsentrasi pada hasil perkebunan seperti karet, kelapa, kakao, kopi, aren hingga manggis.



Sementara dari sektor pertanian, Jabar Selatan memiliki hamparan-hamparan persawahan nan luas. Sumber mata air yang tak pernah mati sepanjang tahun, membuat masyarakat tani Jabar Selatan bisa memanen tiga kali dalam setahun.

Dengan sumber mata air yang berlimpah, seandainya saja lahan pertanian dikomparasikan dengan budidaya perikanan darat (nila, lele, mas, gurame dll), perlahan tapi pasti dapat mendongkrak perekonomian masyarakatnya. Hanya saja hal ini akan terwujud jika ada dukungan dari pemerintah, paling tidak lewat penyuluhan. Bayangkan bagaimana sejahteranya masyarakat yang bisa memproduksi bahan pangan sekaligus lauknya secara mandiri, lalu didukung dengan infrastruktur yang memadai...!

Sedangkan dari sektor perikanan, letak pemukiman penduduk yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia, membuka peluang produksi perikanan yang tiada terbatas. Jika didukung dengan pengembangan kawasan-kawasan pelabuhan perikanan nusantara yang memadai, potensi ini dapat membawa nilai manfaat jangka panjang bagi masyarakat nelayan.

Bahkan beberapa tahun yang lalu, banyak pengusaha pertambangan udang membuka usaha disepanjang kawasan pesisir, mulai dari Garut, Tasik, hingga ke arah Pangandaran. Namun entah kenapa, beberapa dari usaha tambak udang itu kini tak lagi terlihat beraktifitas.

Sementara dari sektor pariwisata, masyarakat Pansela Jabar memiliki sumberdaya berlimpah, yang jika dikelola dengan baik, sudah tentu dapat mendongkrak perekonomian masyarakatnya.


Daya tarik pariwisata dikawasan pesisir Jabar jumlahnya puluhan. Untuk wisata pantainya saja, ada pantai Ujung Genteng di Sukabumi, pantai Geopark Ciletuh, pantai Rancabuaya, Pantai Pamayang di Tasikmalaya, pantai Guha, pantai Sayang Heulang, pantai Santolo, pantai Batu Hiu, pantai Pangandaran, pantai Karangtawulan, bahkan Grand Canyon-nya Indonesia pun adanya di Jabar Selatan (jalur Pansela- Red).

Meski demikian, pemanfaatan semua potensi yang ada masih harus terus didukung dengan pembangunan infrastruktur terintegrasi. Sebab hingga kini konektivitas jalan dikawasan Jabar Selatan masih cukup rendah, baik antar kawasan, kabupaten/kota maupun dari Utara ke Selatan.

Salah satu contohnya, saat redaksi mencoba menggunakan jalur tengah dari arah Warung Pateui di Kab Garut melewati Sodonghilir menuju kawasan wisata ziarah syekh Abdul Muhyi di Kab Tasikmalaya yang selalu dipadati peziarah. Meski menggunakan kendaraan SUV, redaksi tetap harus meminta bantuan (bayar) ojek untuk mengarahkan melewati jalanan perkampungan yang jauh dan berliku-liku. Jalan utamanya hancur, karena sebagian masih berupa perkerasan, dan sangat licin tertimbun tanah merah.

Hal ini tentu saja perlu mendapat perhatian serius dari Pemkab dan Pemprov Jabar untuk terus meningkatkan kuakitas pelayanan infrastruktur. Karena bagaimanapun, kondisi infrastruktur jalan antara wilayah utara dan tengah dengan selatan masih sangat timpang. Hal itu pula yang membuat pergerakan roda perekonomian antar kawasan tidak seimbang, hingga berujung pada eksodus.

Gerak serentak jajaran DJBM Kementerian PUPR, sudah semestinya menjadi cambuk penggerak bagi Pemda dan Pemprov untuk terus meningkatkan pelayanan infrastruktur dari dan menuju jalur Pansela.

Sebab secara umum, jalur Pansela mulai dari Batas Jabar hingga Sindang Barang sepanjang 417,1 Km sudah berada dalam kondisi mantap.***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IJD BBPJN Sulsel Bangun Jalan Penghubung Sulsel-Batas Sulbar & Batas Sulteng

Tunjangan Kinerja PNS Kementerian PUPR Diusulkan Naik 100 Persen

Dukung Pengembangan Kawasan, BBPJN Sumut Bangun Jl Lingkar Ir Soekarno Siborongborong