PJN II Kalteng: Pemasangan Bronjong Untuk Mengatasi Persoalan Banjir

Solusi Sudah Ditawarkan ke Warga


BARAK, (Kalteng)- Viral penolakan warga atas pemasangan tanggul (bronjong) penahan banjir pada ruas jalan nasional Trans Kalimantan di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, mendapat respon positif dari Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah II Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Tengah (Kalteng).

Dalam keterangan pers-nya, Kepala Satker PJN Wilayah II Kalteng, Marbun Riwanto menjelaskan, sejatinya pembangunan yang diselenggarakan pihaknya selalu mengedepankan aspek sosial, budaya maupun ekonomi.

"Aspek sosial, budaya dan ekonomi selalu kami kedepankan dalam setiap menjalankan tugas. Tanggul dibuat pun, salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap masyarakat secara luas," jelasnya kepada infobarak, Rabu (30/08/2023).

Tanggul yang dibuat, jelasnya, nantinya bermanfaat menghalau banjir yang selama ini selalu menggenangi badan jalan.

"Salah satu contohnya, pada tahun 2021 lalu, banjir membuat semua jenis kendaraan tidak dapat melintas. Kendaraan roda dua bisa melintas karena diangkut menggunakan rakit yang dibuat secara swadaya oleh warga sekitar," ungkapnya.

Kejadian itulah yang membuat pihaknya bersama Satker P2JN Kalteng merancang bangunan tanggul yang bisa menghalau banjir setiap kali hujan deras datang.

Dijelaskan pula, bahwa pada pekerjaan preservasi dan pelebaran jalan yang dilakukan pihaknya, terdapat tiga segment yang dilakukan pemasangan tanggul penahan banjir.

Tanggulnya sendiri, katanya, terdiri dari satu, dua, hingga tiga trap. Masing-masing trap ketinggiannya setengah meter.

"Kebetulan dilokasi yang diprotes warga, pemasangan bronjongnya tiga trap dengan tinggi keseluruhan 1,5 meter. Berkaca dari pengalaman, ketinggian debit air saat banjir dilokasi tersebut mencapai 90 Cm, makanya ditanggul dibangun tiga trap. Tapi warga minta pemasangan bronjong dilokasi itu diturunkan menjadi dua trap. Kalau diturunkan menjadi dua, pemasangan bronjongnya akan percuma, karena debit air didaerah rawa seperti itu karakternya terus meningkat setiap tahunnya saat hujan deras turun," ujarnya.

Sementara terkait sosialisasi dengan warga, Marbun menjelaskan, pihaknya sudah dua kali turun dan langsung berdialog dengan warga disaksikan pihak Muspika Kecamatan Jabiren Raya yang terdiri atas Perangkat Desa, Camat, Kapolsek hingga Danramil.

Dalam dialog itu pun pihaknya sudah menawarkan solusi berupa bantuan penimbunan lokasi warung-warung warga, agar ketinggiannya setara bronjong.

"Semua yang kami lakukan demi kepentingan masyarakat secara luas. Karena saat banjir, bukan hanya jalan yang terendam, tapi warung-warung warga juga sama. Makanya kami tawarkan solusi penimbunan dari CSR-nya perusahaan pelaksana. Mudah-mudahan semua warga bisa menerimanya dengan ikhlas," urainya.

Seandainya pun nanti masih ada beberapa warga yang belum bisa menerima solusi yang ditawarkan, sambungnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemda, agar turun tangan menjelaskan kepada warga, bahwa pembangunan yang dilakukan untuk kepentingan warga sendiri.

"Bagaimanapun pembangunan harus tetap berjalan. Dan kami diwajibkan untuk bekerja sesuai design yang ada," tandasnya.* (Barak)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tunjangan Kinerja PNS Kementerian PUPR Diusulkan Naik 100 Persen

Dukung Pengembangan Kawasan, BBPJN Sumut Bangun Jl Lingkar Ir Soekarno Siborongborong

Penanganan Bahu Jalan Rawan Ambles di BBPJN DKI-Jabar Setengah Hati