DJBM Tingkatkan Kualitas Jaringan Jalan di 18 Pulau Terluar
BARAK, (Jakarta)- Siapa sangka ternyata selama ini Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) Krmenterian PUPR terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas jaringan jalan nasional di 18 pulau terluar dari Aceh hingga Papua.
Sepanjang ini, publik hanya mengetahui pembangunan jaringan jalan oleh pemerintah pusat hanya terfokus pada Jalan Tol dan jaringan jalan di perkotaan saja. Jauh sebelum pengambilalihan pembangunan jaringan jalan Provinsi dan Kabupaten/Kota seperti yang belakangan ramai diperbincangkan, ternyata DJBM telah lebih dulu mengembangkan dan meningkatkan konektifitas jaringan jalan/jembatan di pulau-pulau Terluar, Terdepan dan Tertinggal (3T).
"Sejalan dengan Perpres No 18/2020 tentang RPJMN, di 16 pulau telah didukung dengan jaringan jalan eksisting. Sementara dua pulau lainnya, yakni Enggano dan Kei Besar belum terdapat jaringan jalan nasional," ungkap Dirjen BM, Hedy Rahadian.
Di Aceh, lanjutnya, sepanjang 76,39 Km jalan nasional di Pulau Simeme yang seluruhnya dibangun menggunakan aspal dengan tingkat kepadatan 99,74 persen. Pemeliharaan jaringan jalan dan jembatan di Pulau Simeuleu yang menghubungkan Ibu Kota Kab di Sinabang dengan Bandara Lasikin juga terus dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi teraktual dilapangan.
Begitu pula di Sumatera Utara (Sumut), ungkapnya, terdapat dua pulau terluar yang tetap menjadi prioritas, yakni Pulau Nias dan Mentawai.
"Di Pulau Nias, terdapat jalan nasional sepanjang 171,33 Km, yang menghubungkan PKW Gunung Sitoli dengan Pelabuhan Gunung Sitoli, Bandara Binaka dan KSPN Teluk Dalam Nias. Sementara di Pulau Mentawai, ada pembangunan jalan secara bertahap hingga 2024 yang menghubungkan Muara Siberut dengan KSPN Siberut dan Pelabuhan Sikabaluan sepanjang 23,09 Km," jelasnya.
Di Pulau Enggano Provinsi Bengkulu pun sama. Hedy menuturkan, telah direncanakan pembangunan jalan sepanjang 5,64 Km dari Banjarsari hingga Malakoni dan Kayu Apuh.
"Kalau untuk Pulau Natuna Prov Kepri, tahun 2023 ini telah direncanakan pembangunan jalan dan jembatan sepanjang 26,82 Km," ujarnya.
Sementara di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), katanya, terdapat jaringan jalan nasional yang menghubungkan berbagai Kabupaten sepanjang 300,57 Km. Tahun 2023 ini, dilakukan preservasi jalan dan jembatan sepanjang 22,71 Km.
"Hal sama juga dilakukan di dua pulau terluar di Prov Sulawesi Tenggara (Sultra), yakni Muna dan Buton. Tahun 2023 ini, tingkat kemantapan 83 Km jalan di Pulau Muna sudah mencapai 97,36 persen, hanya 3 Km yang dijadwalkan pemeliharaan. Sementara dari 300 Km jalan di Buton, tahun ini akan dilakukan pemeliharaan sepanjang 20 Km," ungkapnya.
Tak hanya itu, untuk pulau terluar di Prov Maluku, seperti di Pulau Aru, Babar, Buru, Seram, Kei Besar, Selaru, Moa dan Wetar, pemeliharaan jaringan jalannya disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Di Kei Besar, meskipun belum terdapat jalan nasional, katanya lagi, namun terdapat jalan Ptovinsi sepanjang 71,02 Km yang tingkat kemantapannya sudah mencapai 72,41 persen, dan jalan Kabupaten 337,99 Km dengan tingkat kemantapan 35,50 persen. Tahun 2023 ini, tambahnya, sudah direncanakan pembangunan jalan Holat-Ohoiraut sepanjang 4,5 Km dan jembatan Elat-Sp Ngurdu-Ohoiraut sepanjang 60 meter.
Perhatian juga difokuskan DJBM pada Pulau Morotai di Maluku Utara, yang jaringan jalan nasionalnya sudah sepanjang 185,68 Km.
"Tahun 2023 ini akan dibangun jembatan Ake Tiabo sepanjang 30 meter," tuturnya.
Kemudian untuk di Pulau Biak Provinsi Papua, jaringan jalan nasional sepanjang 75 Km sudah menghubungkan Bandara Frans Keppo, Pelabuhan Biak dan KSPN Biak.
"Tahun ini akan dibangun Jalan Lingkar Biak sepanjang 6 Km," tandasnya.* (Barak)
Komentar
Posting Komentar