Inilah Kondisi Jalan Nasional di Pulau Morotai
Biaya Transportasi Melonjak Drastis
BARAK, (Maluku Utara)- "Miris", mungkin itulah kata yang paling tepat untuk mengungkapkan kesulitan yang dihadapi masyarakat dikepulauan terluar seperti di Kabupaten Pulau Morotai.
Setiap hari, masyarakatnya harus rela berjibaku dengan infrastruktur jalan yang rusak parah, bahkan tat kala hujan mengguyur, jalanan tak ubah kubangan kerbau.
Ironisnya, jalan yang mengalami kerusakan sangat parah itu merupakan jalan nasional yang menjadi kewenangan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Maluku Utara.
Kondisi ini tidaklah baik jika dibandingkan dengan sikap pemerintah pusat yang saat ini tengah gencar membantu perbaikan jalan/jembatan milik daerah (Pemkab/Pemprov), sementara jalan/jembatan milik pemerintah pusat masih membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Kerusakan yang terjadi pada ruas jalan nasional di Morotai, setidaknya terlihat di Kecamatan Morotai Selatan, Morotai Jaya, dan Morotai Utara.
Sejak empat tahun terakhir, masyarakat dan para pengendara sudah mengeluhkan kondisi yang ada. Namun mungkin karena posisi kepulauan Morotai yang berada paling ujung dari NKRI, membuatnya hingga saat ini tak juga diperhatikan.
Layaknya dilansir jurnalsoreang, pantau lapangan menunjukkan, kerusakan mulai terlihat saat memasuki Desa Gorua hingga Desa Losua, di Morotai Utara.
Imbas dari kerusakan tersebut, setiap hari masyarakatnya terpaksa harus menjalani kehidupan ekonomi biaya tinggi, diantaranya dengan melonjaknya ongkos angkutan dari yang semula hanya Rp 100 ribu menjadi Rp 150 ribu.
Tak hanya biaya tinggi, masyarakat pun semakin menjadi lantaran kerusakan jalan yang kerap menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas.
Rusli, salah seorang supir angkutan umum mengungkapkan, jika dirinya dan para supir yang lain kerap enggan mengangkut penumpang dari Daruba ke Sopi akibat kondisi jalanan yang rusak parah.
"Terlebih lagi kalau penumpangnya hanya satu atau dua orang. Itu tidak sebanding dengan biaya dan resiko yang kami hadapi selama dalam perjalanan," ujarnya, Kamis (23/05/2023).
Ia pun menjelaskan, pihaknya terpaksa menaikkan tarif akibat jalanan yang rusak, ditambah minimnya penumpang.
Kerusakan jalan, katanya, sudah berlangsung selama empat tahun terakhir.
"Sudah empat tahun jalan kami rusak, dan hingga kini belum pernah diperbaiki. Akibatnya, tarif penumpang jadi naik dari Rp 100 ribu menjadi Rp 150 - Rp 200 ribu per penumpang," sesalnya.
Ia pun berharap, pemerintah pusat segera memperbaiki kerusakan yang ada, agar masyarakat tidak terus hidup dalam kondisi yang serba sulit.
Hingga berita ini tayang, infobarak masih berusaha mendapatkan komfirmasi dari pihak BPJN Maluku Utara.* (Barak)
Komentar
Posting Komentar