Tol TSM Bertabur Lubang, Kemana Uang Kenaikan Tarif...?
BARAK, (Banten)- Sejak awal Barisan Rakyat Anti Korupsi (Barak) mengkritik keras kenaikan tarif tol Tangerang-Serang-Merak (TSM).
Pasalnya, kualitas rigid tol TSM di nilai belum layak untuk tarif yang semahal sekarang.
Kritik itupun ibarat gayun-bersambut dengan fakta yang mengemuka dalam beberapa waktu belakangan ini.
Sejumlah pengendara kendaraan roda empat dan lebih pun mengalami pecah ban akibat menghantam lubang dibadan jalan tol TSM.
"Waduh, ancur bannya gaes gara-gara jalan tol bolong," kata seorang pria di jalan tol TSM, Km 57 arah Serang dalam sebuah video yang di unggah akun Instagram @bantenraya, Senin (27/02/2023) kemarin.
Senada di unggah akun Instagram @babe20711, yang juga menampilkan ban depan mobilnya pecah ketika melintas di Km 54 tol TSM. Dalam unggahannya, nampak seorang pria berusaha mengganti ban mobilnya dibawah guyuran air hujan.
"Ban mobil pecah. Gimana nih?," kata wanita yang mereka kejadian tersebut.
Unggahan yang tak kalah mirisnya, juga dilakukan akun @fesbukbanten. Dalam foto itu, nampak tiga kendaraan mengambil posisi parkir disekitaran Km 55.
"Dulur-dulur FBn, harap berhati-hati saat melintas diruas tol TSM setelah jembatan Ciujung. Expantion jointnya sudah tidak pada posisi semestinya. Hati-hati dan kurangi kecepatan kendaraan," tulis dalam keterangan fotonya.
Kondisi jalan yang berlubang itu, di akui oleh pihak Astra Infra sendiri. Mereka meminta maaf kepada masyarakat pengguna tol, dan mengaku akan bertanggungjawab atas kerusakan yang timbul.
Bagi pengguna tol TSM yang mengalami musibah karena jalan berlubang, bisa menghubungi call center bebas pulsa di nomor 08001777879 atau di 0254-207878.
"Pihak Astra Tol TSM akan akan bertanggungjawab untuk memberikan ganti rugi terhadap laporan keluhan yang valid," ujar Kepala Departemen Manager CSR dan Humas, Uswatun Hasanah melalui pesan singkat, layaknya dilansir cnnindonesia, Rabu (01/03/2023).
Ia berjanji, pihak Astra Tol Tangerang-Merak akan segera memperbaiki kerusakan yang ada dengan menyisir lubang-lubang yang ada, untuk dilakukan scrap fill dan overlay.
Dipihak lain, Kornas Barak, Danil's menilai, kerugian pengendara tidak bisa dihitung sebatas saat kejadian menabrak lubang saja, tapi ada efek berkelanjutan pada onderdil kendaraan akibat sering melintas di jalan yang rusak.
Danil's menjelaskan, salah satu evek berkelanjutan dari pelayanan jalan berbayar yang tidak maksimal, adalah ketika terjadi kecelakaan tunggal kendaraan "Odol" pengangkut bahan tripleks beberapa waktu lalu pada ruas Serang Barat-Serang Timur. Redaksi infobarak yang menggunakan kendaraan sedan mengalami baret-baret pada bamper depan dan bagian samping, akibat melindas papan triplek yang masih berserakan memenuhi badan jalan arah sebaliknya.
"Inilah yang kami harapkan dari pemerintah selaku pemegang kuasa atas para pengusaha jalan tol, agar tidak hanya memikirkan kepentingan konglomerat ketimbang melindungi hak rakyat selaku penerima manfaat akhir," ujarnya.
Jika pemerintah tutup mata atas penyelenggaraan jalan tol yang merugikan masyarakat pengguna, Danil's meminta aparat hukum turun tangan.
"Kami mengkategorikan, menaikkan tarif tol ditengah kondisi infrastrukturnya yang belum layak, merupakan "kejahatan" yang perlu dihentikan. Ini harus ada intervensi dari aparat penegak hukum untuk melindungi hak-hak dasar rakyat selaku pengguna jalan berbayar," tegasnya.* (Barak)
Komentar
Posting Komentar