Isteri Hedon: Jejak Sekda Riau Mantan Inspektur II Itjen Kemen PUPR Dilacak

Catatan Redaksi


DALAM pandangan keilmuan, ada isteri yang membawa sang suami menuju kebahagiaan yang hakiki, namun tak jarang ada pula yang menyeret suaminya menuju jurang kehancuran.

Dalam beberapa kasus yang belakangan menghebohkan jagad maya, semakin jelas-lah jika gaya hidup hedon (glamor) seorang isteri mampu menyeret suaminya menuju jantung neraka.

Sebut saja isteri Sekda Riau, SF Hariyanto. Gegara kebiasaannya memamerkan gaya hedon di akun medsos, seketika ia bersama sang suami pun menjadi perbincangan hangat bagi warganet.

Bagaimana tidak, style fashion yang memamerkan pakaian ternama seperti hermes hingga gucci saat berlibur ke benua eropa, membuat publik bertanya-tanya, bagaimana mungkin keluarga pejabat negara sampai hati memamerkan gaya hidup hedonisme ditengah rakyat yang masih hidup dalam keterbatasan.

Meskipun sang Sekda telah membantah dengan mengatakan barang-barang branded yang dipakai isterinya hanyalah barang "KW" yang dibeli di kawasan Mangga Dua, Jakarta, namun publik tak lantas percaya begitu saja.

Karier

Ketidakpercayaan publik itupun digambarkan lewat media masa, dengan membuka kembali lembar demi lembar rekam jejak sang pejabat Eselon I (Sekdaprov), jabatan tertinggi ditingkat daerah tersebut.

Dikutip dari berbagai media masa, baik lokal maupun nasional, SF Haryanto ternyata bukanlah pejabat yang hanya berkarier di lingkungan Provinsi Riau, melainkan sudah melanglang-buana hingga ke Kementerian PUPR di Jakarta.

Dari catatan yang diperoleh redaksi, sebelum berkarier di Kementerian PUPR, ia pernah menjabat sebagai Kadis PU, Kadispenda, hingga Staf Ahli Gubernur Riau Bidang Pembangunan.

Tersandung Korupsi Dispenda


Dilansir gentaonline, Kamis 16 Desember 2021, Ketua Gabungan Ormas Pemuda dan Mahasiswa Riau (GOPMTR), M Khairi membeberkan, nama SF Hariyanto disebut-sebut menerima aliran dana korupsi saat menjabat sebagai Kadispenda Riau.

Ia diduga menerima aliran dana korupsi Uang Pengganti (UP) hingga perjalanan dinas, dari kasus yang menjerat dua terpidana, yakni Deliana (mantan Sekretaris Bapenda Raiu), dan Deyu (mantan Kasubag Keuangan Bapenda).

Deyu-lah yang membeberkan dalam persidangan tentang keterlibatan SF Hariyanto dalam kasus itu. Dalam catatan Deyu, Hariyanto menerima uang untuk keperluan Kadis Rp 71 juta, dan uang operasional Hariyanto ke Bali sekitar Rp 50 juta.

Deyu juga mencatat, dirinya pun menyerahkan uang dari sisa pengadaan barang/jasa sebesar Rp 100 juta, sisa kegiatan fisik Rp 50 juta, termasuk pengembalian pengolahan data Rp 40 juta. Atas sisa uang kegiatan tersebut, kata Deyu, Hariyanto meminta digenapkan menjadi Rp 300 juta.

Lebih lanjut Deyu membeberkan, ada pula uang bagi pembayaran tiket SF Hariyanto sebesar Rp 22,5 juta, serta uang pembayaran pajak mobil Land Kruiser sebesar Rp 25 juta.

Namun M Khairi menyayangkan SF Hariyanto lepas dari kasus tersebut.

Terkait Kasus PDAM Inhil

Bukan hanya dalam kasus korupsi di Dispenda, nama SF Hariyanto juga disebut-sebut terkait dalam kasus dugaan korupsi proyek pipa transmisi PDAM Inhil TA 2013.

Dalam kasus yang merugikan keuangan negara sebesar Rp 2,6 miliar, dan telah menjerat mantan Kabid pada Dinas CKTR  dan SDA Prov Riau, Muhammad, kata M Khairi, nama SF Hariyanto pun disebut-sebut.

Masuk Kementerian PUPR

Sebelum kembali ke Riau dengan jabatan baru sebagai Sekda, SF Hariyanto pernah menjabat sebagai Inspektur II pada Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR.

Lalu bagaimana ceritanya hingga SF Hariyanto bisa masuk dan menduduki posisi strategis sebagai pemeriksa internal di Kementerian PUPR...?

Sumber infobarak menyebutkan, sebelum SF Hariyanto masuk ke Kementerian PUPR, saat bersamaan Gubernur Riau tengah tersandung dalam sebuah kasus korupsi, yang pada akhirnya membawa sang Gubernur berada dibalik jeruji penjara.

Kala itu beredar khabar dikalangan terbatas, bahwa Hariyanto diduga memiliki peran yang disinyalir dapat memperkuat jeratan bagi sang Gubernur yang tengah gencar diproses oleh aparat penegak hukum. Hal itu diduga membuat posisinya di lingkungan Pemprov Riau menjadi tidak aman, sehingga terpilihlah Kementerian PUPR sebagai tempatnya melanjutkan karier.

Saat berkarier sebagai auditor di Kementerian PUPR, apakah karier FS Hariyanto lantas berjalan mulus, dan tidak lagi diterpa isu-isu tak sedap...?

Tentu saja tidak. Karena hingga saat Hariyanto kembali ke Riau sebagai Sekda pun, infobarak memperoleh berbagai informasi tentang adanya pejabat yang kariernya hancur akibat rekomendasi Heriyanto.

Jika kelak terbukti, bahwa barang-barang branded yang "dipamerkan" isteri Heriyanto merupakan barang ternama dengan harga selangit, maka yang menjadi pertanyaan adalah, apakah barang itu dibeli saat Heriyanto menjadi Sekda, ataukah semasa menjabat auditor...? Hanya Tuhan dan FS Heriyanto yang bisa menjawab.

Infobarak sudah berusaha dengan mencoba meminta klarifikasi dari FS Hariyanto via seluler di nomor +6281220638xxx, namun tidak terhubung. Hingga kini infobarak masih terus berusaha mendapatkan keterangan dari FS Heriyanto.***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IJD BBPJN Sulsel Bangun Jalan Penghubung Sulsel-Batas Sulbar & Batas Sulteng

Tunjangan Kinerja PNS Kementerian PUPR Diusulkan Naik 100 Persen

Dukung Pengembangan Kawasan, BBPJN Sumut Bangun Jl Lingkar Ir Soekarno Siborongborong