Jalan Nasional di Sulteng Memperihatinkan

BARAK, (Sulteng)- "Morowali". Meski menjadi salah satu daerah kaya penyumbang pemasukan negara (APBN), namun tak lantas menjadi perhatian serius bagi pemerintah.

Contohnya soal pembangunan infrastruktur jalan/jembatan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat.

Jalan Trans Sulawesi penghubung Sulawesi Tengah (Sulteng) dengan Sulawesi Tenggara (Sultra) misalnya.

Pada ruas jalan yang menjadi tanggungjawab Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulteng tersebut, kini sudah mengalami kerusakan ringan, sedang, hingga berat.

Seperti yang terlihat disekitaran kawasan industri nasional, Kacamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali.

Kondisi itu sangat menyulitkan masyarakat pengendara. Selain  menimbulkan kemacetan, kerusakan jalan dilokasi itu juga berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas, terutama bagi para pengendara roda dua maupun roda empat. Terlebih jalur tersebut menjadi salah satu jalur tersibuk, seiring banyaknya tenaga kerja, buruh, maupun para pedagang yang bermukim di Bahodopi.

Ironisnya, kerusakan jalan justeru berada disekitaran kawasan industri PT IMIP yang berkontribusi bagi pendapatan negara.

Mengingat kawasan Bahodopi menjadi penyumbang APBN sekitar Rp 6 triliun setiap tahunnya, warga berharap jalan di daerahnya dilebarkan dan dibuatkan saluran drainase, agar air tidak lagi mengendap dibadan jalan.

"Pernah waktu hujan dimalam hari, tiba-tiba rumah kami tergenang air hingga setinggi lutut. Air itu susah surutnya, lantaran tidak adanya saluran pembuangan," ungkap salah seorang warga layaknya disitat metrosulteng, Rabu (22/02/2023).

Menurut warga, bukan hanya satu titik jalan di Bahodopi yang tergenang air, tapi banyak. Hal itu diperparah lagi dengan kondisi jalan yang rusak dan berlubang, termasuk disekitaran Desa Labota.* (Barak)