Proyek Mubazir BWS Sulawesi I di Sulut

BARAK, (Sulut)- Proyek penguatan tebing sungai Dumagin oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dinilai tidak bermanfaat (mubajir), bahkan dianggap "konyol".

"Proyek itu tidak ada manfaatnya bagi warga. Kalau musim hujan, air malah berbalik dan menggenangi permukiman warga," ujar Uto, salah seorang warga Desa Dumagin, Sabtu (03/12/2022).

Ia menjelaskan, pada saat pelaksanaan, pihaknya pernah meminta pelaksana untuk memperbaiki box-culvert yang dipasang. Namun hal itu tidak didengar oleh pihak pelaksana.

Ia dan warga lain pun menyesalkan proyek dengan nilai puluhan miliar itu tidak membawa nilai manfaat bagi warga.

"Yang kami tahu proyek itu nilainya sekitar Rp 28 miliar, tapi sampai sekarang kami tidak tahu proyek itu untuk apa. Termasuk fungsi tembok panjang yang dibangun disepanjang jalan nasional Dumagin. Proyek itu "konyol" karena merusak jalan nasional," kata warga lain, layaknya dilansir indobrita, Senin (05/12/2022).

Sementara dari penelusuran LP3S Sulut, proyek milik BWS Sulawesi I itu bernama paket pekerjaan perkuatan tebing sungai Dumagin dengan nilai kontrak Rp 20,4 miliar dari pagu sebesar Rp 28,3 miliar. Pekerjaannya sendiri dilaksanakan oleh PT SPM pada TA 2021 lalu.

Sementara tahapan konstruksinya sendiri disebutkan terdiri atas Corrugate Concrete Sheet Pile (CCSP) sepanjang 150 meter, pemasangan tanggul menggunakan batu beton bertulang sepanjang 1,8 Km, dan pasangan batu boulder serta tanggul tanah sepanjang 1 Km.

"Kami melihat adanya indikasi pekerjaan dilakukan terburu-buru dan tidak profesional. Sejak dimulainya pekerjaan hingga pemasangan box-culvert tidak sesuai harapan dan besaran anggaran yang digelontorkan," ungkap Sekjen LP3S Sulut, Calvin.

Ia pun mempertanyakan fungsi tembok yang dibangun memanjang disepanjang jalan tersebut. Begitu pula kondisi jalan nasional yang rusak akibat proyek mubajir itu.

"Mestinya selesai kerja, jalannya diperbaiki lagi," sesalnya.* (Barak)