Kunjungan Spesifik Komisi V DPR, Proyek Jembatan Timbang Cimanuk Bermasalah...?


BARAK, (Banten)- Tak berselang lama usai kunjungan spesifik Komisi V DPR RI dalam rangka meninjau proses rehabilitasi jembatan timbang Unit Pelaksana Pengujian Kendaraan Bermotor (UPPKB) Cimanuk, sejumlah pihak mencium aroma ketidak-beresan dalam pelaksanaan proyek jembatan gantung tersebut.

Publik mensinyalir, dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi proyek yang berlokasi di Desa/Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten itu terdapat penyimpangan yang berpotensi merugikan negara.

Adapun beberapa kejanggalan yang patut diduga dilakukan pihak pelaksana antara lain pekerja yang tidak difasilitasi dengan perlengkapan alat keselamatan kerja (K3), papan proyek yang tidak mencantumkan nilai dan sumber anggaran, dan untuk proses pengelasan menggunakan tabung gas elpiji 3 Kg yang mestinya menjadi hak warga kurang beruntung.

Hal itupun menjadi sorotan aktivis lokal, salah satunya aktivis P-4, Ekek.

Menurutnya, K3 sangat penting melindungi para pekerja dari kecelakaan kerja.

"Begitu pula soal Keterbukaan Informasi Publik (KIP), agar masyarakat bisa turut serta dalam mengawasi jalannya pembangunan," ujarnya disitat analisnews, kemarin.

Karenanya, ia berharap penegak hukum mengambil sikap, agar pelaksanaan pembangunan tidak digunakan untuk meraup keuntungan pribadi maupun kelompok.


Sebelumnya, laman resmi dpr.go.id melansir, Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaifullah Tamiliha didampingi anggota Komisi V lainnya melakukan kunjungan spesifik dalam rangka meninjau proses rehabilitasi jembatan timbang Cimanuk.

Usai memimpin tim kunjungan spesifik, Tamiliha berharap, jembatan timbang Cimanuk dapat mengendalikan kendaraan Over Dimensi Over Load (Odol) yang dapat merusak konstruksi jalan dan jembatan.

"Jika ada kendaraan yang melebihi kapasitas, maka muaranya harus disita, kemudian dilelang menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak," tegasnya.

Dipihak lain, Kornas Barak, Danil's menilai, rehabilitasi jembatan timbang Cimanuk hanya buang-buang anggaran negara.

"Mestinya dipertimbangkan, apa urgensinya jembatan timbang di Cimanuk? Kenapa tidak di jalur SP. Labuan-Bayah, Serang-Cilegon, atau di jalur Serdang-Bojonegara-Merak yang nyata-nyata jalanannya hancur terus akibat kendaraan Odol," sesalnya.

Menurut Danil's, sebaiknya DPR tidak main ketok-palu saja soal anggaran jembatan timbang. Salah-salah anggarannya digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau golongan.

"Kami melihat, sampai sekarang Kemenhub belum serius soal pembatasan Odol. Yang didepan hidung dibiarkan, yang dipelosok dicari-cari. Sampai saatnya nanti Kemenhub serius, sebaiknya anggarannya ditarik dan digunakan untuk membantu rakyat yang terimbas kenaikan BBM," tandasnya.* (Barak)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tunjangan Kinerja PNS Kementerian PUPR Diusulkan Naik 100 Persen

Dukung Pengembangan Kawasan, BBPJN Sumut Bangun Jl Lingkar Ir Soekarno Siborongborong

Penanganan Bahu Jalan Rawan Ambles di BBPJN DKI-Jabar Setengah Hati