Bertahan Dua Bulan, Jalan Nasional di Bengkulu Ambles Lagi


BARAK, (Bengkulu)- Baru saja dinyatakan selesai pada Desember 2021 kemarin, jalan nasional di Provinsi Bengkulu kembali rusak.

Hanya bertahan sekitar dua bulan, pekerjaan yang menelan APBN miliaran rupiah itu langsung ambles lagi.

Hal itu terjadi pada ruas jalan nasional tepatnya di Desa Bukit Makmur, Kec Pinang Raya, Bengkulu.

Pantauan media dilokasi, kondisi jalan bukan hanya rusak berat, namun ambles hingga sekitar satu meter. Hal itu menyebabkan seluruh bagian aspal terangkat, sehingga menciptakan lubang-lubang seperti bagian tanah yang tidak padat saat dikerjakan.

Bukan hanya itu, pasak bumi yang baru dikerjakan juga terlihat sudah miring akibat tak kuat menahan beban tanah yang ambles.

Selain itu, pada bagian pekerjaan lapis tebing pun terlihat sudah retak-retak. Bahkan pada beberapa bagian sudah tidak menempel sempurna, sehingga rawan ambruk.

Kades Bukit Makmur, Hartono mengungkapkan, hingga kini belum ada usaha perbaikan dari pihak terkait atas kerusakan yang terjadi.

"Kami belum jelas, apakah pekerjaannya belum selesai, atau seperti apa? Yang jelas, sejauh ini belum ada pekerjaan lagi," ujarnya disitat rakyatbengkulu.com, Jumat (18/03/2022).

Menurut Hartono, puncak amblesnya badan jalan itu terjadi saat banjir sebulan lalu. Namun menurutnya, sejak pembangunan berjalan, kondisi tanah memang sudah retak-retak, bahkan hingga pekerjaan dinyatakan selesai pada Desember 2021 kemarin.

"Memang sejak dibangun jalannya sudah retak-retak. Namun puncaknya terjadi saat banjir sehingga membuat tanahnya ambles," ungkapnya.

Dipihak lain, pejabat pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Bengkulu, Mardi menjelaskan, kondisi tanah dilokasi kerusakan memang labil, sehingga saat banjir sebulan lalu, bagian tanahnya ambles dan bangunan yang baru dikerjakan rusak.

Mardi memastikan, meskipun pekerjaan yang ambles tersebut masih dalam masa pemeliharaan, namun kerusakan yang ada tidak menjadi tanggungjawab kontraktor.

Menurutnya, kerusakan yang terjadi adalah karena faktor alam (force majeure).

"Itu bukan bagian dari gagal-konstruksi, melainkan force majeure. Makanya tidak bisa menjadi tanggungjawab kontraktor," ucapnya.

Meski demikian, ia mengaku mengetahui jika kondisi tanah disepanjang titik pembangunan memang labil. Bahkan pada 2014 silam jalan sempat terputus lantaran ambles tergerus air.

"Karena disamping jalan itu sungai. Makanya kita pasang pasak bumi," tandasnya.* (Barak)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IJD BBPJN Sulsel Bangun Jalan Penghubung Sulsel-Batas Sulbar & Batas Sulteng

Tunjangan Kinerja PNS Kementerian PUPR Diusulkan Naik 100 Persen

Dukung Pengembangan Kawasan, BBPJN Sumut Bangun Jl Lingkar Ir Soekarno Siborongborong