Kualitas Proyek PJN III Sulsel Perlu di Audit
BARAK, (Sulsel)- Kualitas fisik pekerjaan Preservasi Jalan dan Jembatan Batas Kabupaten Maros-Ujung Lamuru-Watampone dinilai buruk dan perlu dilakukan Audit Khusus oleh Inspektorat Kementerian PUPR.
Pasalnya, bangunan dinding sayap pada salah satu jembatan yang dikerjakan PT Apro Megatama dengan nilai kontrak sebesar Rp 31,3 miliar tersebut, dinilai tidak berkualitas standar, sehingga ambruk terkikis air hujan.
Diketahui, pekerjaan Preservasi Jalan dan Jembatan Batas Kabupaten Maros-Ujung Lamuru-Watampone menjadi kewenangan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah III Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dibawah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Makassar.
Layaknya dilansir baratapos.com, Senin (22/11/2021), bangunan dinding yang ambruk pada Sabtu (20/11/2021) tersebut, merupakan bagian dari sayap penahan sekitar dua meter persegi.
Warga sekitar mengungkapkan, ambruknya terjadi sekitar sore hari, saat hujan deras.
"Air sungai yang meluap mengikis bagian dinding jembatan, dan akhirnya ambruk," ungkap warga sekitar.
Selain faktor alam, tulis baratapos, penyebab utama ambruknya dinding sayap penahan pondasi jembatan diduga akibat pekerjaan asal jadi. Hal itu terlihat pada pemasangan batu yang tidak tampak adanya galian, seperti tergambar dari hasil dokumentasi yang diperkirakan berkualitas buruk sebelum mengalami kejadian ambruk.
Tak hanya itu, pada titik lainnya, tampak bangunannya buruk, padahal personil pengawas proyek tersebut cukup banyak, bahkan terlihat kerap mondar-mandir tanpa absen mengawasi para pekerja.
Kemudian, ada pula titik pekerjaan berkualitas buruk yang dapat dilihat langsung, yakni pada lantai dasar drainase sepanjang puluhan meter. Padahal pekerjaan baru saja selesai dirampungkan oleh kontraktor pelaksana.
Selain itu, antara tepian jalan beraspal dengan drainase juga tidak diurug menggunakan sirtu, melainkan hanya ditimbun dengan material tanah.
General Manager PT Apro Megatama, Sukiman, yang coba dikonfirmasi media melalui sambungan telepon, namun belum merespon.
Menanggapi persoalan tersebut, Kornas Barak, Danil's, meminta Inspektorat Kementerian PUPR untuk menurunkan tim Audit Khusus.
"Bukan hanya kualitas proyek yang perlu di audit, tapi persoalan kerugian yang diderita rakyat tani terimbas pelebaran jalan pun perlu di audit. Jangan sampai mengorbankan rakyat jelata," tegasnya.* (Barak)
Komentar
Posting Komentar