Ribuan Hektar Sawah Gagal Tanam & Panen Gegara Proyek Irigasi APBN Gagal Konstruksi

Bagian 1: Petani Merugi Puluhan Miliar


BARAK, (NTB)- Gegara kegiatan proyek pembangunan irigasi SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Nusa Tenggara I pada Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), ribuan hektar lahan sawah terancam gagal panen dan gagal tanam.

Pasalnya, pekerjaan yang menelan anggaran APBN TA 2021 tersebut disinyalir bermasalah dan tak kunjung selesai.

Tak hanya itu, kegiatan pekerjaan itupun memutus total aliran air yang selama ini biasa dimanfaatkan rakyat tani untuk mengairi lahan persawahan.

Uba Sidik, salah seorang tokoh tani di Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, menyesalkan adanya kegiatan pembangunan irigasi yang sangat merugikan masyarakat tani di daerahnya.

"Pembangunan Irigasi lanjutan itu mestinya memperlancar aliran air bagi kebutuhan persawahan warga. Namun faktanya malah terbalik. Lahan persawahan menjadi kering, dan ribuan hektar lahan sawah yang sudah ditanami padi terancam gagal panen, dan yang belum digarap pun bakal gagal tanam," ujarnya.

Adapun lahan persawahan yang terimbas kekeringan akibat kegiatan pembangunan irigasi tersebut, lanjutnya, mulai dari lahan persawahan di So La Mere, So Nggaro, So Sambi Mboko, So Monta Baru, So Wawonduru, So Tolo Manggo, So Bolo Jaya, So Buncu, dan So Madarutu yang semuanya masuk dalam wilayah Kec Woja.

Dampak dari kekeringan yang diakibatkan kegiatan proyek yang tidak memperhatikan kearifan lokal itupun, diperkirakan akan membuat Rakyat Tani lokal menderita kerugian hingga puluhan miliar rupiah. Belum lagi krisis pangan yang akan dihadapi masyarakat lokal akibat gagal tanam/panen.

"Untuk apa jaringan irigasinya dibangun dengan biaya besar kalau hanya menjadi petaka bagi masyarakat tani...? Karena setahu kami, irigasi yang sekarang tengah dibangun, baru beberapa tahun yang lalu diperbaiki dengan anggaran yang fantastis juga. Tapi tahun ini dibongkar lagi. Ada apa dengan perencanaan jaringan irigasi nasional," sesalnya.

Kerugian paling dahsyat dari kegiatan pembangunan jaringan irigasi yang tak kunjung selesai ini, paling dirasakan oleh masyarakat tani So Madarutu, di Desa Bara, Kec Woja.

Sejak pekerjaan proyek dimulai,  sekitar 500 hektar lahan sawah produktif sudah tidak bisa ditanami akibat mengalami kekeringan. Padahal sebelumnya, persawahan di So Madarutu adalah lahan produktif dengan tiga kali masa tanam/panen (dua kali padi, satu kali kedelai). (BARSAMBUNG)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IJD BBPJN Sulsel Bangun Jalan Penghubung Sulsel-Batas Sulbar & Batas Sulteng

Tunjangan Kinerja PNS Kementerian PUPR Diusulkan Naik 100 Persen

Dukung Pengembangan Kawasan, BBPJN Sumut Bangun Jl Lingkar Ir Soekarno Siborongborong