APBN Puluhan Miliar Tak Mampu Tutup Lubang Jalan Nasional di Bengkulu
BARAK, (Bengkulu)- Besarnya nilai anggaran yang dikucurkan pemerintah pusat melalui Balai, Satker dan PPK, tak lantas menjamin kualitas infrastruktur jalan/jembatan nasional di daerah.
Pasalnya, ada pula yang mendapat alokasi anggaran cukup, namun infrastrukturnya masih saja banyak yang berlubang, bahkan kerap menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Tak ubah yang terjadi di Provinsi Bengkulu. Setiap tahun pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) Kementerian PUPR rutin mengalokasikan anggaran bagi penanganan infrastruktur jalan dan jembatan.
Pada TA 2019 saja, terdapat alokasi anggaran sebesar Rp 38,6 miliar bagi Preservasi Jalan Kembang Seri-Betungan-Tais. Begitu pula pada TA 2020, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Bengkulu dan jajaran juga mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 34,7 miliar bagi Preservasi ruas jalan yang sama (Kembang Seri-Betungan-Tais). Dan pada TA 2021 ini pun, BPJN Bengkulu kembali mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 15 miliar lebih bagi kegiatan Pelebaran Menambah Lajur Bengkulu Outer Ring Road (Air Sebakul-Betungan).
Meskipun alokasi anggaran tak pernah alpa setiap tahunnya, namun tetap saja tak mampu menutup lubang-lubang pada ruas Kembang Seri-Betungan-Tais. Alhasil, kecelakaanpun dilaporkan kerap terjadi akibat menghindari lubang-lubang yang ada.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Aliansi LSM Seluma Alap, Atuar Nurhadi, layaknya dikutip jurnalisbengkulu.com, Selasa (12/10/2021).
Atuar mengaku heran dengan penyelenggaraan jalan/jembatan oleh BPJN Bengkulu dan jajaran, khususnya pada ruas Kembang Seri-Betungan-Tais.
"Amatan kami, sejak TA 2019 hingga sekarang, alokasi anggarannya cukup besar. Namun kondisi jalan hanya beberapa bulan saja sudah rusak," ungkapnya.
Iapun meminta Balai, Satker dan PPK terkait untuk mengawasi pekerjaan kontraktor, agar lebih berkualitas. Sebab dilapangan ditemukan pekerjaan galian patching yang dibiarkan tanpa rambu-rambu peringatan, yang membahayakan para pengendara.
Atuar juga mempertanyakan galian patching yang terlalu dangkal, sehingga hal itu disinyalir menjadi penyebab kerusakan dini.
Keheranan juga diungkapkan warga. "Kami heran kenapa jalan nasional Ini terlalu cepat rusak...? Apakah pekerjaan yang dilaksanakan asal-asalan atau kendaraan yang melintas terlalu berat...?," imbuhnya.* (Barak)
Komentar
Posting Komentar