Paket Lingkar Timur Waduk Jatigede Masih Tanggungjawab Penyedia Jasa
Perbaikan Dilokasi Ambles Berlanjut Hingga Desember 2021
BARAK, (Jabar)- Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (Satker PJN) Wilayah IV Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyebutkan, amblesnya badan jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede lantaran adanya pergerakan tanah dan aliran air tepat dibawah permukaan jalan yang ambles.
Demikian tanggapan Kasatker PJN Wilayah IV Jabar, Howardy, yang diperoleh infobarak pada Senin (06/09/2021). *(Sebelumnya terdapat kesalahan penulisan Satker PJN Wilayah III Jabar. Sementara yang benar adalah Satker PJN Wilayah IV Jabar- Red)*.
Mengingat ruas jalan tersebut baru dibangun menggunakan paket Multy Years Contrac (MYC) Tahun Anggaran 2018-2019, katanya, maka perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi sepanjang masa pemeliharaan masih menjadi tanggungjawab penyedia jasa.
"Adapun penanganan yang dilakukan sejak ambles hingga sekarang, adalah berupa pengalihan dan pembuatan aliran air dibawah tanah dengan cros drain dan geotek. Sehingga air tidak mengendap dibawah permukaan jalan," jelasnya.
Sementara waktu penanganannya sendiri, akan terus berlanjut hingga masa pemeliharaan berakhir, yakni Desember 2021 nanti.
Seperti diketahui, jalan nasional Lingkar Timur Waduk Jatigede, dibangun pada TA 2018-2019 dengan kontrak MYC senilai Rp 341,7 miliar oleh PT Adhi Karya - PT DMT (Kso) selama 450 hari kalender.
Namun sekitar enam bulan yang lalu, tepatnya disekitaran Kampung Cibunut, Desa Mekarsari, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, terdapat badan jalan yang ambles, dan perbaikanpun masih terus berlanjut hingga saat ini.
Karakteristik Geologi
Layaknya dilansir oneseacrh.id, kontur tanah, bebatuan, lereng dan air tanah pada ruas jalan nasional Lingkar Timur Waduk Jatigede memiliki perbedaan mendasar dengan daerah lainnya.
Dalam makalah oleh Azizi, Rois Rohmanul, et al, yang terbit pada 2019 lalu tentang karakteristik geologi teknik trase Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede Km 08+150 - 17+500, di Kecamatan Jatigede, Sumendang, Jabar disebutkan hasil penelitian menunjukkan, bahwa massa batuan sepanjang trase jalan Lingkar Timur pada umumnya telah mengalami tingkat pelapukan tinggi hingga sempurna, dan memiliki kualitas massa batuan buruk.
Sementara elevasi muka air tanah relatif dalam. Air tanah umumnya muncul sebagai rembesan pada lereng akibat infiltrasi air hujan.
Disebutkan pula, jika longsor terjadi pada daerah dengan litologi tuf dan persalang-selingan batu pasir - batu lempung dengan kualitas massa batuan buruk.
Selain itu, konstruksi jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede diharapkan mempertimbangkan jenis dan kualitas massa batuan serta orientasi perlapisan batuan, dan ketidakstabilan lereng. Hal itu tidak hanya disepanjang trase jalan Lingkar Timur Jatigede pada Km 08+150 - 17+500, tapi juga berpotensi terjadi dilokasi lain di sepanjang trase Lingkar Timur.* (Barak)
Komentar
Posting Komentar