Menakar Kualitas Proyek Jalan Gubernur Syarkawi Rp 174 M...?


MESKIPUN kerusakan jalan nasional Gubernur Syarkawi di Kalimantan Selatan (Kalsel) sudah terjadi jauh sebelum bencana banjir pada Januari 2021, namun tetap saja bencana banjirlah yang memperparah kondisi jalan utama yang menghubungkan sejumlah wilayah di Kalsel tersebut.

Sebelumnya, pada 2020 lalu, Barak gencar melontarkan kritik agar penyelenggara jalan terkait lekas memperbaiki kerusakan yang terdapat pada ruas jalan nasional tersebut, dengan pertimbangan biaya pemeliharaan jauh lebih murah ketimbang biaya rekonstruksi seperti yang dilakukan saat ini.

Dan kini, jalan itu tengah gencar dibangun menggunakan anggaran sekitar Rp 174 miliar oleh perusahaan jasa konstruksi BUMN (PT Wika).

Lalu apakah kualitas proyek jalan nasional Gubernur Syarkawi yang kini tengah dibangun sudah memenuhi standar konstruksi nasional...?

Nampaknya para pihak terkait perlu bekerja lebih keras lagi, baik konsultan, PPK/Satker, BPJN, Inspektorat maupun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Pasalnya ada item pekerjaan yang menurut pengamatan warga belum memenuhi unsur standar konstruksi, yakni terkait pekerjaan siring.

Layaknya dilansir jejakrekam beberapa waktu lalu, Syahminan, salah seorang warga Sungai Tabuk, Kab Banjar, menduga pekerjaan pemasangan batu siringnya tidak sesuai spesifikasi.

"Batu yang dipasang amburadul. Mestinya susunan batu antara satu dengan yang lainnya terlebih dahulu diberikan adukan semen. Sementara yang dilakukan pada pekerjaan jalan Gubernur Syarkawi tidak, bahkan langsung di cor," ungkapnya, Rabu (28/07/2021) lalu.

Selain pemasangan batunya yang diduga amburadul, kayu galamnya juga kecil dan pendek.

"Kayu galam mestinya panjang minimalnya 3 meter dengan diameter 15 Cm," jelasnya.

Hal ini juga menjadi sorotan pelaku konstruksi di Kalsel, Subhan Syarif.

Menurutnya, untuk pekerjaan siring, mestinya susunan batu dilapisi adukan semen untuk merekatkan batu yang satu dengan yang lainnya.

"Tidak bisa hanya diletakkan begitu saja kemudian langsung di cor," ujarnya.

Meskipun hal ini sudah disampaikan media kepada Kepala BPJN Kalsel, Syauqi Kamal, dan diakui untuk menjadi perhatian Balai, namun kualitas pekerjaan jalan nasional Gubernur Syarkawi tetap harus mendapat pengawasan yang lebih ketat lagi dari berbagai pihak terkait.

Pekerjaan siring mungkin terlihat berupa item kecil, namun kesalahan pada pekerjaan tersebut dapat menjadi indikasi kegagalan konstruksi yang lebih besar dikemudian hari. Jangan sampai ketika kelak dikemudian hari timbul kerusakan, lalu konstruksi jalan yang berada diatas lokasi rawa menjadi alasan, padahal ada pula unsur kagagalan konstruksi yang diabaikan.***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tunjangan Kinerja PNS Kementerian PUPR Diusulkan Naik 100 Persen

Dukung Pengembangan Kawasan, BBPJN Sumut Bangun Jl Lingkar Ir Soekarno Siborongborong

Penanganan Bahu Jalan Rawan Ambles di BBPJN DKI-Jabar Setengah Hati