Butuh Rp 101,6 M Untuk Rekonstruksi 4 Km Ruas Probolinggo-Turen
BARAK, (Barak) - Parahnya kerusakan yang terjadi pada ruas jalan nasional Lumajang-Probolinggo-Turen, dikhawatirkan akan menjadi bumerang bagi penyelenggara jalan nasional terkait. Terlebih jika ada diantara masyarakat yang mengalami kecelakaan akibat jalan rusak, bukan tidak mungkin PPK dan Satker akan terseret dalam gugatan perdata bahkan pidana.
Demikian diungkapkan Koordinator Divisi Investigasi dan Pelaporan Barisan Rakyat Anti Korupsi (Barak), Dedy, kepada infobarak, Senin (31/05/2021).
"Kerusakan yang terjadi pada ruas jalan nasional Lumajang-Probolinggo-Turen harus segera ditangani secara serius, sebelum ada warga yang menggugat. Para pengambil kebijakan di Pattimura harus segera turun dan merasakan sendiri apa yang selama ini dirasakan masyarakat pengguna jalan disana," ujarnya.
Selain meminta jajaran Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) Kementerian PUPR di Pattimura segera mengalokasikan anggaran penanganan "darurat" bagi perbaikan sekitar 4 Km ruas Lumajang-Probolinggo-Turen yang mengalami kerusakan terparah, Dedy juga meminta penyelenggara jalan di lapangan, baik PPK maupun Satker, lebih intens koordinasi dengan Dishub Kab./Kota dan Dishub Provinsi, serta Ditlantas Polda Jatim, agar segera menggelar razia penertiban kendaraan Over Dimension Over Load (Odol) yang diduga mempercepat kerusakan jalan Lumajang-Probolinggo-Turen.
Dipihak lain, Kepala Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah I Jatim, Madia Gunawan, ST, MT menjelaskan, saat ini, penanganan kerusakan pada ruas jalan nasional Probolinggo-Turen hanya sebatas holding (rutin) dengan anggaran yang tersisa untuk penanganan hingga akhir TA 2021 sekitar Rp 2,5 miliar.
Sementara untuk penanganan rekonstruksi sekitar 4 Km jalan Probolinggo-Turen yang mengalami kerusakan terparah, lanjutnya, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 101,6 miliar.
"Dibutuhkan anggaran Rp 101,6 miliar, dengan rincian Rp 53,2 miliar untuk rekonstruksi konstruksi rigid pavement, dan Rp 48,4 miliar untuk rekonstruksi konstruksi hotmix," jelasnya kepada infobarak via pesan WhatsApp, Senin (31/05/2021).
Seperti diketahui, dalam beberapa waktu belakangan, para pengguna jalan bahkan warganet, memprotes kerusakan yang terjadi pada ruas jalan nasional Probolinggo-Turen. Kerusakan yang terjadi tidak hanya menyulitkan masyarakat pengendara, namun sudah sering menyebabkan para pengendara mengalami kecelakaan.
Usut punya usut, kerusakan yang terjadi pada ruas Probolinggo-Turen ternyata bukan semata disebabkan usia, cuaca ataupun drainase, namun tingginya intensitas kendaraan melebihi tonase yang melintas juga semakin mempercepat kerusakan konstruksi.* (Barak)
Komentar
Posting Komentar