Kantong Semen pun Jadi Rambu Peringatan Jalan Nasional Rusak di Gresik
Dicari Pejabat Penyelenggara Berjiwa Pekerja
BARAK- Akhir tahun 2020 dinilai menjadi akhir yang tidak menggembirakan bagi masyarakat pengguna jalan pada ruas jalan nasional Cerme-Bunder di Kabupaten Gresik, Jawa Timur (Jatim).
Jika didaerah lain rambu peringatan terbuat dari bahan papan berpenyangga kayu ataupun besi, namun kondisi tak lazim didapati pada ruas jalan nasional Cerme-Bunder.
Bagaimana tidak...? Pada ruas jalan tersebut, terdapat pemandangan yang menyolok mata. Kantong bekas semen berpenyangga papan dan di apit batu pun menjadi rambu peringatan bagi para pengendara, agar tidak terperosok dijalan yang rusak.
Penanda itupun diperkirakan atas inisiatif warga sekitar, mengingat jalan berlubang yang kerap tergenang air saat turun hujan.
Tak hanya memberi tanda menggunakan kantong semen, terkadang warga juga berinisiatif menutup lubang-lubang yang bertebaran dengan menggunakan pasir maupun tanah. Namun material tanah dan pasir hanya mampu bertahan dalam waktu singkat, karena akan kembali hanyut terbawa air hujan.
Apa mau dikata, Pemkab Gresik sebagai pemilik kawasan pun tak bisa berbuat banyak, karena kewenangan penanganan jalan tersebut berada ditangan Satker/PPK dibawah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Surabaya.
"Jalan Cerme-Bunder itu jalan nasional. Kami hanya sebatas menyampaikan kepada BBPJN VIII Surabaya," ujar Kabid Bina Marga Dinas PUTR Kab Gresik, Dhiannita Triastuti, layaknya dilansir surya.co.id.
Pemkab pun berada pada situasi dilematis, sebab jika terdapat kerusakan, pihaknya hanya bisa sebatas menginformasikan pada pihak Balai. Sementara keselamatan masyarakat pengendara sewaktu-waktu dapat terancam.
Dipihak lain, Kornas Barak, Danil's menyesalkan sikap Satker/PPK dibawah BBPJN VIII Surabaya yang lamban merespon kerusakan jalan.
"Kami agak tergelitik juga dengan situasi seperti ini. Kalaupun tidak bisa segera ditangani, mestinya bisa terlebih dahulu dipasang rambu-rambu peringatan," ujarnya.
Rambu peringatan, katanya, tidak memerlukan anggaran besar dan waktu yang lama.
Ia pun menyesalkan sikap Satker/PPK yang lamban, bahkan kalah gesit dibanding warga sekitar.
"Warga saja punya inisiatif memasang tanda peringatan walau sebatas kantong semen. Kami kira "tamparan" yang memalukan bagi Satker/PPK selaku pengemban amanah penyelenggaraan jalan/jembatan terkait," tegasnya.
Karenanya, Danil's meminta Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR melakukan evaluasi kinerja pejabat penyelanggara dilapangan.
"Dari dulu kami selalu bilang, Ditjen BM punya banyak figur pekerja. Namun figur-figur itu terkesan diabaikan, bahkan di non-aktifkan tanpa alasan yang jelas. Dan sekarang rakyat yang menjadi korban, tidak bisa menikmati hasil pembangunan yang digembar-gemborkan," pungkasnya.
Sebelumnya diketahui, kerusakan jalan nasional di Gresik sudah pada tahap yang mengkhawatirkan. Lubang berukuran rata-rata 50 Cm dengan kedalaman 10-15 Cm banyak ditemukan. Belum lagi genangan air pada bagian bahu bahkan hingga baik ke permukaan badan jalan.* (Barak)
Komentar
Posting Komentar