3 Bulan 7 Nyawah Melayang di Jalan Nasional Surabaya-Madiun


BARAK- Satuan Lalu Lintas Polres Mojokerto berinisiatif melakukan pengecatan pada bagian jalan yang berlubang di sepanjang jalan nasional Trowulan hingga By Pass Mojokerto.

Pengecatan menggunakan cat semprot warna putih tersebut dimaksudkan untuk menandai posisi jalan berlubang, agar para pengendara terhindar dari kecelakaan.

"Kami tandai dengan cat putih, agar pengendara bisa melihat dan berhati-hati sehingga terhindar dari kecelakaan lalu lintas. Jalan berlubang itu sangat berbahaya, terutama saat hujan dan malam hari, pengendara bisa oleng dan terjatuh, bahkan bisa terlindas oleh kendaraan lain yang sama-sama melintas dilokasi yang sama," ujar Kasat Lantas Polres Mojokerto, AKP Randy Asdar.

Ia mengungkapkan, pihaknya sudah berkoordinasi dgn Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Surabaya terkait rusaknya jalan nasional Surabaya-Madiun.

"Saat ini sedang berlangsung penambalan dibeberapa titik seperti di Trowulan dan Sooko. Penanganan sementara berupa penambalan, minimal untuk mengurangi resiko kecelakaan lalu lintas," jelas Randy.

Layaknya dilansir media online memorendum, Jumat (29/01/2021), Satlantas Polres Mojokerto merilis, dalam tiga bulan terakhir, telah terjadi 32 kecelakaan dijalan nasional Surabaya-Madiun. Terdiri dari 15 kecelakaan diwilayah Trowulan, 11 di Sooko, 4 di Mojoanyar, dan 2 diwilayah Puri. Dari 32 kecelakaan tersebut, setidaknya telah merenggut 7 korban jiwa, 29 korban luka ringan.

"Kecelakaan bukan semata karena jalan berlubang, tapi termasuk disiplin dalam berkendara," ungkapnya.

Sementara Nanik, salah seorang warga Desa Gemekan, Kecamatan Sooko mengungkapkan, lubang-lubang kerap menyebabkan kecelakaan bagi para pengendara sepeda motor.

"Penyebab kecelakaan gegara kena jalan berlubang," ujar Nanik.

Senada dikatakan Butomi (42), pemilik warung kopi disekitar jalan nasional kawasan Desa Balongmojo, Kec Puri. Dirinya menilai, jalan berlubang membahayakan para pengendara sepeda motor.

"Kecelakaan pengendara motor karena menghindari jalan berlubang," katanya.

Menurut Bustomi, kerusakan jalan di Balongmojo sudah terjadi bertahun-tahun. Namun perbaikan yang dilakukan pemerintah selama ini hanya tambal sulam.

"Rusak sudah bertahun-tahun, tapi hanya ditambal. Seelah ditambal, sebelahnya rusak lagi. Dan begitu saja seterusnya," sesalnya.

Dirinya berharap pemerintah tidak hanya melakukan perbaikan dengan cara menambal menambal saja, karena menurutnya itu bukanlah solusi.* (Barak)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tunjangan Kinerja PNS Kementerian PUPR Diusulkan Naik 100 Persen

Dukung Pengembangan Kawasan, BBPJN Sumut Bangun Jl Lingkar Ir Soekarno Siborongborong

Penanganan Bahu Jalan Rawan Ambles di BBPJN DKI-Jabar Setengah Hati